BAB
I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Asia Tenggara adalah suatu wilayah
yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Sebelumnya, baik penduduk maupun
kebudayaan di Asia Tenggara banyak dipengaruhi oleh Hindu dan Buddha. Namun ada
juga sebagian penduduk yang masih menjunjung tinggi kepercayaan asli Asia
Tenggara yaitu Animisme dan Dinamisme.
Datangya
Bangsa barat terutama para imprealis asing ke wilayah Asia Tenggara merusak
sendi-sendi kehidupan masyarakat Asia Tenggara. Proses kedatangan Bangsa Barat
itu sebenarnya datang untuk melakukan kegiatan perdagangan. Namun setelah
melihat potensi yang demikian besar dari wilayah Asia Tenggara, tujuan mereka
berubah menjadi keinginan untuk menguasai demi mendapat keuntungan yang
sebesar-besarnya. Potensi-potensi yang dimiliki Asia Tenggara antara lain
wilayah yang strategis untuk lalu lintas dunia dan kekayaan sumber daya alam
yang potensial.
Masuknya Bangsa Barat di Asia Tenggara membawa pengaruh
yang cukup signifikan dalam berbagai bidang seperti, politik, sosial ekonomi
dan sosial budaya. Sehingga sampai saat ini Negara-negara
di Asia Tenggara ada yang belum
lepas dari penjajahan yang dilakukan pada awal abad 19 itu seperti Filipina dan
Malaysia, Serta menyebabkan perpecahan dalam Negara Vietnam
Dalam upaya untuk memperluas wawasan
kita tentang datangnya Bangsa Barat
di Asia Tenggara, kami menyusun makalah dengan judul “Kedatangan
Bangsa Inggris di asia tenggara.”
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah menurut Moh. Ali
(1985 : 34) adalah sebagai bentuk pernyataan yang perlu dicari jawabannya atau
segala bentuk hambatan, rintangan atau kesulitan yang muncul pada satu bidang
yang harus diselesaikan.
Berpijak dari ruang lingkup diatas,
maka secara rinci permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Bagaimana proses kedatangan Bangsa Barat Di asia
tenggara?
2) Bagaimana awal Imprealisme Inggris di Keempat Negara
tersebut?
I.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
maka tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1) Mengetahui proses awal kedatangan bangsa barat di Thailand/
Muangthai, Myanmar / Burma, Malaysia, Singapura.
2) Mengetahui awal Proses kolonialisasi yang dilakukan
Inggris di Empat Negara tersebut
I.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah yang berjudul “ Kedatangan
Bangsa Barat di asia tenggara “ adalah
:
1) Menambah
kajian tentang Imprealisme
Bangsa Barat khususnya Bangsa barat di Kawasan Asia Tenggara
2) Menambah wawasan Tentang Negara-negara Asia Tenggara
lainnya.
BAB
II PEMBAHASAN
Awal
Kedatangan Bangsa Barat Ke Kawasan Asia Tenggara
Myanmar/Burma
Perhatian
inggris atas Asia Tenggara Dimuai ketika pada thun 1579 penjelajahan F. Drake
singgah di Ternate. Maluku dalam perjalanan keliling dunianya. Ekspedisi
lainnya dikirim kan pada akhir abad XVI dan pada ytahun 1600 EIC dibentuk untuk
mengadakan hubungan dagang dengan kepulauan rempah-rempah. Pada tahun 1602
armadanya sampai Banten dan mendirikan loji (stasiun perdagangan) di sana. Pada
tahun 1604 perdagangan dengan Ambon dan banda di buka. Pada tahun 1612 mereka
mendirikan lojinya di Pattani sebelah selatn kerajaan Ayuthya. Pada tahun 1609
mendirikan pos perdagangan di Sukadana (Kalimantan), 1613 berdagang dengan
Makasar dan pada tahun 1614 juga mendirikan loji di Jkarta. Dalam usaha
perdagangan itu Inggris mendapat perlawanan kuat dari Belanda, Belanda tidak
segan-segan unuk menggunakan kekerasan untuk mengusir inggris dari daerah Asia
Tenggara kepulauan. Pada tahun 1619 Inggris mengadakan perjanjian perdamaian
dengan Belanda yang menentukan bahwa Inggris mendapatkan kebebasan perdagangan,
tetapi bangsa Belanda di Asia tenggara tidak menghormati perjanjian itu. Pada
tahun 1621 mereka mengusir Inggris dari banda, pad tahun 1622 Inggris harus
meninggalkan Pattani dan Ayuthya, pad tahun 1623 Belanda menuduh bahwa Inggris
di Ambon berkomplot untuk menentang belanda lalu melakukan penyiksaan yang
menimbulkan pembunuhan (Amboina Massacre). Pemerintah Inggris tidak
mempersiapkan peperngan untuk kepantingan EIC atau cabang-cabangnya, Inggris
mengundurkan diri dari Asia tenggara, walaupun masih ada kapal-kapal Inggris
mesih mengadakan hubungan dengan Makassar dan Borneo, dalam ukuran
kecil-kecilan. Pda tahun 1628 markas besar Inggris dipindahkan dari Jakarta ke
Banten, bahkan pada tahun 1628 diusir dari Banten atas tuntutan Belanda. Pada
tahun 1684 1682 Inggris mendirikan Fort York di bengkulen. Pada thun 1714
karena kesulitan alamiah, terpaksa mereka pindahkan ke tempat yang tidak berapa
jauh dan mendirikan benteng baru Fort Marlborough. Tetapi Fort Marlboroug jauh
dari jalan perdagangan yang ramai. Di Asia Tenggara daratan, EIC memperoleh
sedikit sukses. Pos perdagangan di Ayuthya pada tahun 1661, tetapi disaingi
Belanda dan kemudian Perancis. Sehingga padaakhir abad XVII mereka terpaksa
mengundurkan diri dari sana. Percobaannya untuk berdagang dengan Burma juga
tidak berhasil. Maskapai dagang membuka pos dagangnya di Syriam pada tahun
1647, peperangan di Eropa dengan Belanda menyebabkn Inggris terpaksa
mengundurkan diri dari Syriam pad tahun 1657.
Demikian
juga halnya di Vietnam usaha perdagangan Inggris hanya membawa hasil yang tidak
berarti. Pada tahun 1613 seorang agen perusahaan dikirim ke pelabuhan Fai Fo,
tetapi ia terbunuh, ekspedisi perdagangan ke Tongking setelah itu gagal. Pada
tahun 1674 loji Inggris didirikan di tongking tetapi kemudian ditutup lagi pda
tahun 1697, demikian juga di Kamboja pos perdagangannya didirikan di lovenk
1654, tetapi karena invasi Vietnam, pos itu ditinggalkan pada tahun 1659.
Inggris mendapat kesempatan baik untuk menanamkan kedudukannya di Burma ketika
mendapatkan izin dari raja Alaungpaya mengangkat dirinya sebagai raja di Ava
padd tahun 1753-1760. Inggris mendapatkan tempat tinggal di Nacrais dan
Bassein. Dengan bantuan Inggris Alaungpaya berhasil menguasai seluruh Burma.
Tujuan Inggris membantu Alaungpaya waktu itu adalah untuk mengkonsolidir Burma
sebagai rintangan terhadap ekspansi Perancis dari Indo Cina ke barat. Tetapi
raja-raja Burma pengganti Alaungpaya makin kuat kedudukannya dan tidak
diperalat Inggris. Bahkan mereka menyerbu Inda meraks besar Inggris. Akibat
pecahnya Burma – Inggris Perang Inggris – Burma I (1823-1826). Raja Bagyidaw
(1819-1837) menyerang dan Bengal, Manipur dan Assam (1823). Burma kalah,
akibatnya: Burma membayar ganti rugi perang, Arakan dan tenaserim diambil
Inggris dan Ava ditempatkan residen Inggriss untuk mengawasi kepentingannya
(isi perjanjian yandabu1826). Perang Burma II (1852-1853) tanpa perjanjian
resmi. Tetapi setelah Burma kalah raja Kagan Min turuntahta dan digantikan oleh
Mindon Min (1853-1878) jenderal Godwin menduduki Ranggooan dan Pegu. Ibu kota
dipindahkan ke Mandalay (1857). Inggris menguasai sungai Irawady. Perang burma
Inggris III 91885). Raja thibaww 91878-1885) berhubungan dengan Perancis di
Indo Cina untukmenentang Inggris dibawah jenderal Prendergast menghancurkan
perlawanan Thibaw dan menduduki Mandalay dan mengasingkan Thibaw ke India.
Kerajaan Burma berakhir dan dimasukan ke jajahan Inggris dengan India.
Malaysia
Pada
tahun 1511 malaka diduduki oleh portugis
, peristiwa itu menandai
dimulailah penyebaran pengaruh eropa di jazirah malaya. Kekuasaan portugis atas
malaka kemudian digantikan oleh belanda pada tahun 1641. namun pendudukan
belanda dan portugis tidak membawa banyak perubahan dalam sikap hidup bangsa
melayu yang beragama islam . pada akhir abad ke18 inggris merebut pulau pinang
dari sultan kedah. Ekspansi inggris tersebut dilanjutkan dengan merebut
singapura dari sultan johor. Inggris makin memantapkan kekuasaannya dijazirah
Malaya dengan merebut pula malaka dari tangan belanda, yangditukar dengan bengkulu
yang semula dikuasai oleh inggris. Tujuan kedua Negara colonial tersebut tiada
lain untuk menyatukan wilayah kekuasan mereka yang sudah terlebih dahulu berada
dalam tangannya. Dua tahun kemudian wilayah pinang, malaka, dan singapura
dihimpun dalm suatu wilayah kekuasaan inggris, yang dikenal dengan nama Straits
Settelements (wilayah permukiman selat malaka).
Penguasaan
kolonial memberikan dampak yang nyata terhadap Asia Tenggara. Kekuatan-kekuatan
kolonial memang memperoleh keuntungan yang besar dari sumber daya alam dan dan
pasar Asia Tenggara yang besar, akan tetapi mereka juga mengembangkan wilayah
ini dengan tingkat pengembangan yang berbeda-beda. Perdagangan hasil pertanian,
pertambangan dan ekonomi berbasis eksport berkembang dengan cepat dalam periode
ini. Peningkatan permintaan tenaga kerja menghasilkan imigrasi besar-besaran,
terutama dari India
dan China,
sehingga terjadilah perubahan demografis yang cukup besar. Munculnya
lembaga-lembaga negara bangsa
modern seperti birokrasi pemerintahan, pengadilan, media cetak, dan juga
pendidikan modern (dalam lingkup yang terbatas},turut menaburkan benih-benih
kebangkitan grakan-gerakan nasionalisme
di wilayah-wilayah jajahan tersebut.
Britania Raya
/ Inggris mendirikan koloni pertamanya di Semenanjung Malaya pada 1786, dengan
penyewaan pulau Penang
kepada Perusahaan India
Timur Britania oleh Sultan Kedah.
Pada 1824, Britania Raya menguasai Melaka setelah ditandatanganinya Traktat London
atau Perjanjian Britania-Belanda 1824 yang membagi kepemilikan Nusantara
kepada Britania dan Belanda, Malaya untuk Britania, dan Indonesia
untuk Belanda. Pada 1826, Britania mendirikan Koloni Mahkota
di Negeri-Negeri Selat,
menyatukan kepemilikannya di Malaya: Penang,
Melaka,
Singapura, dan pulau Labuan.
Penang yang didirikan pada 1786
oleh Kapten Francis Light
sebagai pos komersial dianugerahkan oleh Sultan Kedah.
Negeri-Negeri Selat mulanya diurus di bawah British East India Company
di Kalkuta,
sebelum Penang, dan kemudian Singapura menjadi pusat pengurusan koloni mahkota,
hingga 1867, ketika tanggung jawab pengurusan dialihkan kepada Kantor Kolonial
di London.
Selama
abad ke-19, banyak negeri Melayu berupaya untuk mendapatkan bantuan Britania
untuk menyelesaikan konflik-konflik internal mereka. Kepentingan komersial
pertambangan timah
di negeri-negeri Melayu bagi para saudagar di Negeri-Negeri Selat membuat pemerintah
Britania melakukan campur tangan di dalam negeri-negeri penghasil timah di
Semenanjung Malaya. Diplomasi Kapal Meriam
Britania ditugaskan demi mewujudkan resolusi perdamaian terhadap kekacauan
sipil yang disebabkan oleh bandit Cina dan Melayu. Pada akhirnya Perjanjian Pangkor
1874
membuka jalan untuk perluasan pengaruh Britania di Malaya. Perjanjian pangkor
memberikan wewenang terhadap inggris untuk bertindak sebagai penasehat sultan
melayu. Persetujuan pangkor tersebut menunjukkan adanya perubahan politik yang
secara tidak langsung menunjukkan adanya perubahan politik yang secara lansung
atau tidak langsung telah mengurangi kekuasaan formal sultan-sultan itu sebagai
kepala Negara. Dengan ditandatanganinya persetujuan pangkor itu Inggris telah
mengambil alih kewajiban-kewajiban politik yang tadinya dijalankan oleh para
sultan dan kaum bangsawan melayu. Memasuki abad ke-20, negeri Pahang,
Selangor,
Perak,
dan Negeri Sembilan,
bersama-sama dikenal sebagai Negeri-negeri Melayu
Bersekutu (jangan dibingungkan oleh Federasi Malaya),
di bawah kendali de facto residen
Britania diangkat untuk menasehati para penguasa Melayu. Orang Britania menjadi
"penasehat" di atas kertas, tetapi sebenarnya, mereka menjalankan
pengaruh penting di atas para penguasa Melayu.
Pada tahun1910 terjadi suatu
perkembangan ekonomi yang mampu mengangkat taraf kehidupan penduduk sebagian
jazirah Malaya, yaitu dengan dimulailah usaha perindustrian karet. Pertumbuhan
industri karet ini menyebabkan timbulnya gelombang imigrasi kedua.
Daerah Malaysia timur pada tahun
seorang petualang Inggris, James Brooke, mengunjungi kucing yang waktu itu
termasuk wilayah kekuasaan kesultanan brunai, selanjutnya pada tahun 1877 dan
1878 pedagang-pedagang inggris berhasil mendapatkan daerah Kalimantan utara dan
timur dari kesultanan brunai dan juga dari sultan sulu (wilayah Filipina
sekarang).
Setelah dua bulan pertemuran pada tahun
1941-1942 di awal perang dunia kedua untuk wilayah pasifik seluruh jazirah
Malaya dan daerah-daerah Kalimantan diduduki jepang sampai Negara itu
menyerahkan kembali kepada inggris dalam bulan September 1945.
Singapura
Di antara abad ke-16 dan kurun ke-19,
Kepulauan Melayu secara berangsur-angsur menjadi milik penjajah dari Eropa.
Permulaan penjajahan dari Barat bermula saat Portugis tiba di Malaka pada tahun
1509. Pada abad 17, Belanda telah menguasai pelabuhan-pelabuh utama di
Kepulauan Melayu. Pihak Belanda telah memonopoli semua perdagangan
rempah-rempah yang pada saat itu merupakan bahan perdagangan yang penting.
Penjajah Eropa yang lain termasuk Inggris, hanya mempunyai hak perdagangan yang
kecil.
Pada tahun 1818, Sir Stamford
Raffles telah dilantik menjadi gubernur di salah satu pelabuhan Inggris yaitu
di Bengkulu, Sumatera. Raffles percaya bahwa Inggris perlu mencari jalan untuk
menjadi penguasa dominan di rantau ini. Salah satu jalan ialah dengan membangun
sebuah pelabuhan baru di Selat Malaka. Pelabuhan Inggris yang sudah ada seperti
Pulau Pinang terlalu jauh dari Selat Malaka sedangkan Bengkulu menghadap Selat
Sunda.
Raffles tiba di Singapura pada 29
Januari 1819. Dia menempati sebuah perkampungan Melayu kecil di muara Sungai
Singapura yang diketuai oleh seorang Temenggung Johor. Pulau itu dikelola oleh
Kesultanan Johor tetapi keadaan politiknya tidak stabil. Pewaris Sultan Johor,
Tengku Abdul Rahman dikuasai oleh Belanda dan Bugis. Raffles kemudian
mengetahui bahwa Tengku Abdul Rahman menjadi sultan hanya karena kakaknya,
Tengku Hussein. Raffles membantu Tengku Hussein untuk menjadi Sultan. Tengku
Hussein membolehkan Inggris membuka pelabuhan di Singapura dan sebagai balasan
Inggris akan membayar uang tahunan kepada Tengku Hussein. Perjanjian ini
menjadi sah pada 6 Februari 1819.
Pendirian Singapura oleh Raffles
mendapat masalah saat kerajaan Belanda menuduh Inggris mencampuri kawasan
naungan pengaruhnya. Pada mulanya kerajaan Inggris dan Perserikatan Hindia
Timur Inggris bersimpati tetapi lama kemudian mereka mengabaikannya demi
kepentingan kemajuan di Singapura. Menjelang tahun 1822, sudah jelas niat
Inggris tidak akan menyerahkan Singapura.
Status Singapura sebagai hak milik
Inggris dikukuhkan dengan ditandatanginya Perjanjian Inggris-Belanda 1824 yang
mana Kepulauan Melayu terbagi atas pengaruh dua kuasa. Kawasan utara termasuk
Pulau Pinang, Malaka dan Singapura sebagai kawasan pengaruh Inggris sedangkan
kawasan di sebelah selatan di bawah pengaruh Belanda. Pada tahun 1826,
Singapura bersama-sama dengan Pulau Pinang dan Malaka tergolong di bawah satu
pemerintahan yaitu Negeri-Negeri Selat.
Pada 7 Desember 1941, Jepang
menyerang Pearl Harbour. Salah satu tujuan Jepang adalah untuk menguasai Asia
Tenggara ialah karena faktor ekonomi. Singapura yang merupakan pangkalan utama
Militer Sekutu dan menjadi sasaran utama Jepang.
Di Singapura banyak yang beranggapan
bahwa Jepang akan menyerang Malaya terlebih dahulu. Pada saat itu pihak Inggris
bersedia menyediakan kontingen perang terbaiknya, termasuk mengirim kapal
perang HMS Prince of Wales dan kapal perang HMS Repulse dan beberapa kapal
perang lainnya.
Pada 8 Desember 1941, tentara Jepang
mendarat di Kota Bharu, Kelantan setelah dua hari pasukan Jepang mendarat,
kapal Prince of Wales dan kapal Repulse tenggelam karena dimusnahkan oleh
tentara Jepang. Tentara Jepang terus maju ke seluruh Tanah Melayu sehingga
menyebabkan tentara Inggris terpaksa mundur ke selatan ke Singapura. Menjelang
31 Januari 1942, selepas 55 hari bermulanya penyerangan tentara Jepang, tentara
Jepang sudah berhasil menguasai keseluruhan Tanah Melayu dan bersiap sedia
untuk menyerang Singapura.
Setelah beberapa pertempuran,
Letnan-Jenderal Arthur Ernest Percival dan laskar-laskar Inggris menyerah kalah
kepada Jeneral Yamashita Tomoyuki pada Tahun Baru Imlek yaitu 15 Februari 1942.
Lebih kurang 130.000 laskar India, Australia dan Inggris menjadi tahanan
perang. Jatuhnya Singapura merupakan penyerahan kalah terbesar British dalam
sejarah. Singapura kemudian dinamakan menjadi Syonan-to ( Cahaya Selatan )
dalam bahasa Jepang. Singapura diduduki oleh Jepang dari tahun 1942 hingga
tahun 1945.
Ketua Front Buruh, David Marshall,
menjadi Ketua Menteri Singapura yang pertama. Pada bulan April 1956, dia ke
London untuk membicarakan kembali mengenai kemerdekaan Singapura tetapi hal itu
tidak berhasil karena pengaruh komunis di Singapura. Marshall akan meletakkan
jabatannya jika Inggris tidak memberi kemerdekaan kepada Singapura. Tetapi
Inggris tidak menghiraukan gugatan Marshall dan akhirnya dia terpaksa
melepaskan jabatannya. Ketua Menteri Singapura selanjutnya ialah Lim Yew Hock.
Ia mengambil tindakan yang tegas terhadap ketua-ketua kesatuan sekerja dan
anggota-anggota pro-komunis. Tindakan tegas Lim menyebabkan Inggris setuju
untuk memberikan pemerintahan kepada Singapura.
Thailand
Hubungan dengan beberapa negara besar eropa
dimulai pada abad ke 16, naumun meskipun mengalami tekanan yang kuat, kerajaan
thai tetap bertahan sebagai satu2nya negara di asia tenggara yang tidak pernah
dijajah negara-negara eropa, meskipun pengaruh barat, termasuk ancaman
kekerasan mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke 19 dan diberikannya
banyak kelonggaran, bagi pedagang-pedagang britania. Thailand, meskipun dengan
ikatan jepang dan secara teknik perperang melawan sekutu, mengetahui posisinya
leb ih sedikit baik daripada suatu negri yang di taklukan, perdagangannya
terhenti. Jepang merampas apasaja yang diminta untuk usaha perangnya, dan sama
sekali gagal mensuplainya dengan baik tekstil maupun mesin-mesin yang sangat di
butuhkan. Kenyataan ini bersama dengan perlakuan jabatan pi bun yang keras
menolak bekerja sama, membangkitkan begitu banyak oposisi pada pemerintahannya,
hingga setelah segara menjadi jelas bahwa jepang telah kalah perang pada bulan juli
1944
Pridi
sekarang menjadi kepala pemerintahan yang sesungguhnya itu, tetapi melaksanakan
kekuasaanya lewat tangan temanya khuang aphaiwong, yang menjadi perdana mentri
sampai agustus 1945. Pridi telah melangkah maju menegakkan kembali hubungan
baik. Ia telah menenentang deklarasi perang thailand pada sekutu.
BAB
III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
Bangsa Barat pertama kali sampai
di Asia Tenggara pada abad ke16. Ketertarikan di bidang perdagangan umumnya
membawa bangsa Eropa ke Asia Tenggara, sementara para misionaris turut serta
dalam kapal-kapal dagang dengan harapan untuk menyebarkan agama
Kristen ke wilayah
ini.
Inggris
(British East India Company),
setelah itu secara relatif datang ke wilayah. Diawali dengan Penang,
Inggris mulai memperluaskan kerajaan mereka di Asia Tenggara. Mereka juga
menguasai wilayah-wilayah Belanda selama Perang Napoleon.
Di tahun 1819, Stamford Raffles
mendirikan Singapura sebagai pusat
perdagangan Inggris dalam rangka persaingan mereka dengan Belanda. Meskipun
demikian, persaingan tersebut mereda di tahun 1824 ketika dikeluarkannya traktat Anglo-Dutch
yang memperjelas batas-batas kekuasaan mereka di Asia Tenggara. Penguasaan
kolonial memberikan dampak yang nyata terhadap malaysia. Kekuatan-kekuatan
kolonial memang memperoleh keuntungan yang besar dari sumber daya alam dan dan
pasar yang besar, akan tetapi mereka juga mengembangkan wilayah ini.
III.2 Saran
Makalah yang berjudul ”Kedatangan
Bangsa Inggris di Burma,Thailand,Malaysia dan Singapura”diharapkan
dapat menambah informasi bagaimana
Imprealisme Bangsa Barat di Asia Tenggara dan
juga diharapkan agar berguna sebagai tambahan materi sejarah Asia Tenggara,
karena materi Sejarah Asia Tenggara sendiri sangatlah langka.
DAFTAR
PUSTAKA
Hall, D.G.E. Sejarah Asia Tenggara. Surabaya:
Usaha Nasional
Mangandaralam, Syahbuddin. 1987. Mengenal dari dekat
Malaysia Negara tetangga kita dalam ASEAN. Bandung: Remadja Karaya CV Bandung.
Josey,
Alex 1982. Lee Kuan Yew perjuangan untuk
Singapura. Jakarta : PT Gunung Agung.
Sumber website:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar