Jumat, 01 Juni 2012

Jepang-Restorasi Meiji






Sejarah Asia Timur II
(Restorasi Meiji)

Oleh:
Fera riyanti                             (100210302013)
Jinany kholidia                      (100210302014)
Novita chusnul                       (100210302015)
Tyas suastika                          (100210302016)
Ella cahya                               (100210302017)
Siti jazilah                               (100210302018)

KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas rahmat Allah SWT karena atas rahmat-Nya semata, penulisan makalah dengan judul “Restorasi Meiji” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah dengan judul “Restorasi Meiji” bertujuan memenuhi tugas Kelompok mata kuliah Sejarah Asia Timur II Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semester Genap Tahun Akademik 2011-2012.
Dengan terselesaikannya penulisan makalah ini penulis menyampaikan terima kasih  kapada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami juga mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dalam penulisannya. Kami selaku penulis juga berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terutama Civitas Akademika di Universitas Jember.




Jember,  Maret2012

PENULIS


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar Hirohito (1926-1989). Pada zaman Meiji, Jepang melakukan reformasi yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.
Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin, Revolusi, atau Pembaruan, adalah rangkaian kejadian yang menyebabkan perubahan pada struktur politik dan sosial Jepang. Restorasi Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir zaman Edo dan awal zaman Meiji. Sebelum 1853 Jepang betul–betul merupakan negara yang sangat tertutup dan diperintah dengan cara yang sangat feodalistik. Dorongan modernisasi Jepang berawal dari hadirnya angkatan laut Amerika dibawah pimpinan Laksamana Perry. Beliau minta pintu gerbang Jepang dibuka dan minta berunding dengan tujuan agar Jepang membuka diri terhadap pihak asing, berdagang dan membolehkan kapal asing merapat di pelabuhan Jepang.
Mulai saat itulah bangsa Jepang terbuka matanya bahwa ada kekuatan-kekuatan besar diluar mereka. Semangat Bushido para samurai dengan pedang-pedangnya ditantang untuk mampu melawan kekuatan Amerika, orang kulit putih, orang Barat (sekalipun orang Amerika itu datangnya dari Timur). Sejak saat itu mereka berpikir untuk menjadi sekurang-kurangnya sama kuatnya dengan orang asing.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai latar belakang bangkitnya perekonomian Jepang pada zaman Meiji sehingga bisa menjadi negara yang maju setara dengan negara Barat.

1.2  Rumusan masalah
  1. Bagaimana Jalannya Restorasi Meiji?
  2. Bagaimanakah Modernisasi Jepang Akibat dari Restorasi Meiji?

1.3  Tujuan penulisan
  1. Untuk mengetahui Jalannya Restorasi Meiji.
  2. Untuk mengetahui Modernisasi Jepang Akibat dari Restorasi Meiji.






BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jalannya Restorasi Meiji
 2.1.1 Akibat Pembukaan Jepang bagi bangsa Asing
Pembukaan Jepang bagi bangsa asing ini telah membawa akibat yang signifikan bagi bangsa Jepang terutama kekuasaan shogun, sebab pembukaan wilayah itu menimbulkan munculnya perasaan anti-Shogun, Shogun dianggap lemah dan menjual tanah airnya kepada bangsa Asing, di samping itu gerakan pro-Tenno juga semakin kuat di mana Komei Tenno yang menolak untuk menandatangani perjanjian shimoda dianggap sebagai orang kuat dan Shogun harus mengembalikan kekuasaannya kepada Tenno.
Kekacauan itu ditambah dengan adanya pemberontakan Satsuma dan Chosu 1863. Keluarga Satsuma dan Chosu merupakan keluarga yang anti Shogun. Tindakan pembukaan Jepang dianggap sebagai sebuah penghinaan, oleh karena itu mereka membunuh bangsa-bangsa Asing dan menyerang angakatan laut Amerika di Pelabuhan Shimonoseki. Dalam serangan balasan yang dilakukan Amerika, Inggris, Perancis dan Belanda, Satsuma dan Chosu akhirnya menyerah.
2.1.2. Restorasi Meiji
Masa-masa menjelang peralihan kekuasaan tersebut telah menimbulkan ketegangan tersendiri di Jepang yaitu antara Tenno yang didukung Satsuma dan Shogun, bangsa asing (Inggris, Perancis) berusaha ikut campur tangan untuk melemahkan Jepang dengan mengobarkan perang saudara. Inggris ingin mendukung Tenno dan Perancis Shogun. Tetapi baik Tenno maupun shogun menolaknya. “tidak akan ada perang saudara di Nippon” kata Yoshinobu dengan tegas.
Setelah Shogun Tokugawa terakhir menyerahkan kekuasaannya kepada Kaisar Meiji pada 1867, maka berakhirlah kekuasaan Bakufu di bawah Tokugawa, yang berlangsung selama 264 tahun, (1603-1867) dan berakhir pula kekuasaan militer yang telah berlangsung lebih kurang 650 tahun (I Ketut Suradjaja, 1984: 21). Meizi Tenno (Matsuhito 1867-1912 pada waktu itu baru berusia 14 tahun) akhirnya memegang tampuk pemerintahan Jepang dan membuka zaman baru yang gemilang bagi Jepang.
Peristiwa di atas dikenal dengan sebutan “Restorasi Meiji”. Tenno memakai sebutan nama masa pemerintahan Meiji. Meiji sendiri diartikan yang berfikiran cerah dan fikirannnya diterangi. Langkah awal yang dilakukan Tenno yang baru ialah memindahkan ibukota dari Kyoto ke Tokyo (1869), dimana berdasarkan dari ajaran Shintoisme diciptakan bendera kebangsaan Jepang yang diberi nama Hinomaru didasarkan atas Ameterasu sebagai dewa matahari dan lagu kebangsaan kimigayo berdasar atas keabadian Tenno sebagai dewa. Shintoisme sendiri akhirnya diresmikan sebagai agama Negara. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin kekokohan kebangsaan Jepang yang akan dijadikan dasar modernisasi Jepang. Pada tanggal 6 April 1868 Tenno mengeluarkan proklamasinya yang terkenal yaitu:
  1. Akan dibentuk parlemen.
  2. Harus bersatu untuk mencapai kesejahteraan bangsa.
  3. Semua jabatan terbuka untuk semua orang.
  4. Adat-istiadat kolot yang menghalang-halangi kemajuan harus dihapuskan.
  5. Mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunan Negara (Soebantardjo, 1958: 10).



2.2 Modernisasi Jepang Akibat dari Restorasi Meiji     
Restorasi Meiji ini dibarengi degan re-organisasi dalam pemerintahan dan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang sosial ekonomi kebudayaan militer pendidikan. Restorasi Meiji inilah sebagai katalis dalam kemajuan Jepang menuju negara industri maju. Keberhasilan Restorasi Meiji ini diakui dunia tidak ada bandingannya di seluruh dunia. Dalam jangka waktu hanya sekitar 30 tahunan telah berhasil membawa Jepang dari negara terisolasi, terbelakang dan tradisional menjadi negara maju yang kompetitif dengan negara-negara barat.
Restorasi Meiji ini juga telah melahirkan tokoh-tokoh yang amat berpengaruh bagi kemajuan Jepang seperti Fukuzawa Yukichi tokoh modernisasi pendidikan Jepang, Dalam era Restorasi Meiji ini ia mampu memberi pengaruh yang amat besar, yang hingga kini mampu menggerakkan masyarakat Jepang untuk mencari ilmu dan terus belajar.
2.2.1 Pemerintahan
  1. Tenno menjadi kepala negara (bersifat dewa abadi).
  2. Dihapuskannya sistem feodalisme.
  3. Daimnyo-daimnyo atau bangsawan dirubah kedudukannya dan dijadikan sebagai pegawai negeri dan tanah-tanah yang mereka kuasai diserahkan kepada Tenno.
  4. Pemerintahan diatur secara barat dengan adanya kabinet dan parlemen.
  5. Disahkannya UUD pada tanggal 11 Februari 1890 oleh Tenno.
2.2.2 Militer
Dalam bidang militer pemerintahan yang baru membangun angkatan perangnya secara modern, di mana angakatan darat dipegang oleh keluarga Chosu dan dibuat secara Jerman, dan angkatan Laut dipegang oleh keluarga Satsuma dibentuk secara Inggris. Disamping itu tiap-tiap warga negara yang berumur 20 tahun dikenakan wajib militer dan setelah itu untuk praktek mereka dikirim ke daerah-daerah perbatasan yang berbahaya. Kementerian pertahanan tidak bertanggung jawab kepada parlemen, tetapi kepada Tennno dengan demikiankementerian pertahanan sangat kuat kedudukannya dan akhirnya menjelma menjadi Gunbatsu (pemerintahan dictator militer), Jepang pun memiliki angkatan pertahanan yang kuat karena setengah dari anggaran belanja negara dipergunakan untuk militer.
Bersama dengan modernisasi angkatan perang ini timbul kemabali apa yang dikenal sebagai semangat Bushido sebagai dasar jiwa ketentaraan. Prajurit Jepang harus memegang teguh ajaran Bushido artinya menginsafi kedudukannya masing-masing di dalam hidup ini, mempertinggi derjat dan kecakapan diri, melatih dirinya lahir batin untuk menyempurnakan kecakapannya dalam ketentaraan, memegang teguh disiplin, menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan tanah air sampai titik darah yang terakhir. Mati untuk tenno adalah bentuk mati yang sempurna dan termulia. Bushido inilah yang memberi kekuatan lahir batin kepada tentara Jepang. Akibat dari modernisasi militer ini maka secara otomatis golongan Samurai dihapuskan dan ini menyebabkan timbulnya pemberontakan yaitu pemberontakan Satsuma.
Pemberontakan Satsuma (Seinan Senso, Perang Barat Daya) adalah pemberontakan klan samurai Satsuma yang dipimpin Saigo Takamori terhadap Tentara Kekaisaran Jepang, yang berlangsung 11 bulan di awal era Meiji, dimulai pada tahun 1877. Perang saudara ini merupakan perang saudara terakhir dan terbesar di Jepang. Perang terjadi di Kyushu, tepatnya di tempat yang sekarang bernama Prefektur Kumamoto, Prefektur Miyazaki, Prefektur Oita, Prefektur Kagoshima.
Pemberontakan Satsuma disebabkan oleh adanya perubahan sistem pada pemerintahan, yang menyebabkan kekecewaan para samurai. Modernisasi Jepang telah menyebabkan hilangnya kekuasaan samurai dan penghancuran sistem tradisional. Peraturan Penghapusan Pedang Haito-rei yang melarang samurai membawa katana juga merupakan salah satu penyebab terjadinya pemberontakan ini.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Saigo Takamori, yang pada sepuluh tahun lalu memimpin pasukan Jepang untuk mengalahkan samurai klan Tokugawa. Mulanya, Saigo setuju dengan konsep Restorasi Meiji. Tapi, perlahan-lahan, ia jadi ikut membangkang, karena Restorasi Meiji menghapus segala bentuk samurai dan atributnya. Slogan para pemberontak adalah "Pemerintah Baru, Moralitas Tinggi" (Shinsei Kotoku). Mereka tidak meninggalkan atribut Barat, seperti memakai meriam dan senjata api. Saigo sebagai panglima perang juga memakai baju militer ala barat. Barulah di saat stok senjata mereka habis, mereka memakai katana dan panah.
Pertempuran berlangsung selama enam minggu, dan Saigo Takamori hanya memiliki 300-400 prajurit yang tersisa. Pada pertempuran terakhir, yaitu pertempuran Shiroyama, Saigo luka berat. Dalam keadaan hampir tertangkap pasukan pemerintah, Saigo melakukan seppuku pada 24 September 1877. Peperangan ini menghabiskan dana besar di pemerintah Jepang, sekaligus merupakan akhir dari kelas samurai di Jepang. Sepuluh tahun kemudian, Kekaisaran Jepang meminta maaf dan memberikan gelar kemuliaan kepada Saigo Takamori sebagai samurai yang terakhir.
2.2.3 Industri
Hal ini ditempuh dengan melakukan modernisasi pada mesin-mesin produksi yang dibutuhkan bagi modernisasi perusahaan the, sutera, pertanian dan kemudian industri. Mesin-mesin tersebut diekspor secara besar-besaran dari Inggris, berikut ahli-ahli tekniknya didatangkan dari luar negeri terutama Inggris untuk mendirikan pabrik-pabrik, dok-dok dan pusat-pusat listrik. Dengan timbulnya industri timbul juga golongan baru di Jepang yaitu kapitalis baru yang berkuasa di bawah militer.
2.2.4        Pendidikan
Restorasi Meiji juga membawa perubahan pada bidang pendidikan, dimana anak-anak Jepang mulai mendapatkan pendidikan secara barat hal yang tidak mungkin terjadi pada masa Shogun. Dalam system baru ini tiap anak yang berumur 6 tahun sudah dikenakan kewajiban belajar dan itu berlaku bagi semua penduduk. Untuk tiap 600 penduduk diadakan 1 sekolah rendah. Negara dibagi menjadi 8 daerah pendidikan, tiap daerah diberi 32 buaj sekolah menengah dan 1 buah universitas.
Hal yang terpenting adalah pengiriman pelajar-pelajar keluar negeri untuk menyempurnakan ilmu pengetahuannya tenatang Barat. Sekembalinya ke Jepang mereka ditugaskan dalam pembangunan dan modernisasi Negara. Hal ini sangat berhasil karena dalam 50 tahun jepang sudah menjadi Negara modern.
2.2.5        Sosial Budaya
            Terjadinya perubahan sosial masyarakat Jepang pada masa pemerintahan Meiji cukup merugikan beberapa golongan masyarakat yang terbentuk pada zaman feodal. Salah satunya yaitu golongan samurai. Adanya perubahan sosial tersebut membuat sebagian besar dari mereka terabaiakan pada awal pemerintahan Meiji.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Restorasi Meiji yang terjadi di Jepang telah mengubah Jepang menjadi negara modern dan imperialis, di mana pembangunan yang dilakukan pada akhirnya menjerumuskan mereka kedalam Perang dunia II. Jepang yang tadinya merupakan masyarakat yang kolot dan terisolir secara drastis berubah menjadi masyarakat yang modern.
Restorasi Meiji ini tidak akan mampu berjalan jika tidak diimbangi dengan kemampuan dan etos kerja yang baik dari masyarakatnya. Sebuah bangsa tidak akan bisa maju jika tidak ada keinginan dari dalam bangsa itu untuk merubahnya. Satu hal yang mesti kita ingat dari Restorasi Meiji adalah bahwa antara unsure-unsur baru dan unsur-unsur tradisional semuanya berjalan secara bersama-sama. Jadi bisa kita katakan meskipun Jepang mengalami perubahan di berbagai bidang dan sektor. Nilai-nilai tradisi leluhurnya tetap terjaga dengan baik hingga sekarang. Ini memberikan pelajaran bagi kita bahwa modernisasi bukan berarti merubah pola hidup dan tradisi lama leluhur yang positif dengan budaya barat.






Daftar Pustaka
Suryohandiprojo. Sayidiman. 1987 . Belajar dari jepang manusia dan masyarakat jepang dalam perjoangan hidup. Jakarta : Penerbitan Universitas Indonesia (UI-Press)
Sakamoto Taro. 1982, Jepang dulu dan sekarang. Jakarta ; Gajah Mada Universitas Press Yayasan Obor Indonesia.
Dasuki, Achmad dan Rochiati Wiraatmadja. 1976. Sejarah Asia Timur. Bandung: IKIP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar