Sejarah Asia Timur II
(Restorasi Meiji)
Oleh:
Fera riyanti (100210302013)
Jinany kholidia (100210302014)
Novita chusnul (100210302015)
Tyas suastika (100210302016)
Ella cahya (100210302017)
Siti jazilah (100210302018)
KELAS A
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas rahmat
Allah SWT karena atas rahmat-Nya semata, penulisan makalah dengan judul “Restorasi Meiji” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah dengan judul “Restorasi Meiji” bertujuan memenuhi tugas Kelompok mata kuliah Sejarah Asia Timur II Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semester Genap Tahun Akademik 2011-2012.
Dengan terselesaikannya penulisan makalah
ini penulis menyampaikan terima kasih
kapada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami
juga mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dalam
penulisannya. Kami selaku penulis juga berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terutama Civitas Akademika di
Universitas Jember.
Jember,
Maret2012
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Sepanjang sejarah,
kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode
penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar Hirohito
(1926-1989). Pada zaman Meiji, Jepang melakukan reformasi yang kemudian dikenal
dengan Restorasi Meiji.
Restorasi Meiji dikenal
juga dengan sebutan Meiji Ishin,
Revolusi, atau Pembaruan, adalah rangkaian kejadian
yang menyebabkan perubahan pada struktur politik dan sosial Jepang. Restorasi
Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir zaman
Edo dan awal zaman Meiji. Sebelum 1853 Jepang betul–betul merupakan negara yang
sangat tertutup dan diperintah dengan cara yang sangat feodalistik. Dorongan
modernisasi Jepang berawal dari hadirnya angkatan laut Amerika dibawah pimpinan
Laksamana Perry. Beliau minta pintu gerbang Jepang dibuka dan minta berunding
dengan tujuan agar Jepang membuka diri terhadap pihak asing, berdagang dan
membolehkan kapal asing merapat di pelabuhan Jepang.
Mulai
saat itulah bangsa Jepang terbuka matanya bahwa ada kekuatan-kekuatan besar
diluar mereka. Semangat Bushido para samurai dengan pedang-pedangnya ditantang
untuk mampu melawan kekuatan Amerika, orang kulit putih, orang Barat (sekalipun
orang Amerika itu datangnya dari Timur). Sejak saat itu mereka berpikir untuk
menjadi sekurang-kurangnya sama kuatnya dengan orang asing.
Berdasarkan
latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai
latar belakang bangkitnya perekonomian Jepang pada zaman Meiji sehingga bisa
menjadi negara yang maju setara dengan negara Barat.
1.2 Rumusan
masalah
- Bagaimana Jalannya Restorasi Meiji?
- Bagaimanakah Modernisasi Jepang Akibat dari Restorasi Meiji?
1.3 Tujuan
penulisan
- Untuk mengetahui Jalannya Restorasi Meiji.
- Untuk mengetahui Modernisasi Jepang Akibat dari Restorasi Meiji.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Jalannya Restorasi Meiji
2.1.1 Akibat
Pembukaan Jepang bagi bangsa Asing
Pembukaan Jepang bagi bangsa asing ini telah membawa akibat
yang signifikan bagi bangsa Jepang terutama kekuasaan shogun, sebab pembukaan
wilayah itu menimbulkan munculnya perasaan anti-Shogun, Shogun dianggap lemah
dan menjual tanah airnya kepada bangsa Asing, di samping itu gerakan pro-Tenno
juga semakin kuat di mana Komei Tenno yang menolak untuk menandatangani
perjanjian shimoda dianggap sebagai orang kuat dan Shogun harus mengembalikan
kekuasaannya kepada Tenno.
Kekacauan itu ditambah dengan adanya pemberontakan Satsuma
dan Chosu 1863. Keluarga Satsuma dan Chosu merupakan keluarga yang anti Shogun.
Tindakan pembukaan Jepang dianggap sebagai sebuah penghinaan, oleh karena itu
mereka membunuh bangsa-bangsa Asing dan menyerang angakatan laut Amerika di
Pelabuhan Shimonoseki. Dalam serangan balasan yang dilakukan Amerika, Inggris,
Perancis dan Belanda, Satsuma dan Chosu akhirnya menyerah.
2.1.2. Restorasi Meiji
Masa-masa menjelang peralihan kekuasaan tersebut telah
menimbulkan ketegangan tersendiri di Jepang yaitu antara Tenno yang didukung
Satsuma dan Shogun, bangsa asing (Inggris, Perancis) berusaha ikut campur
tangan untuk melemahkan Jepang dengan mengobarkan perang saudara. Inggris ingin
mendukung Tenno dan Perancis Shogun. Tetapi baik Tenno maupun shogun
menolaknya. “tidak akan ada perang saudara di Nippon” kata Yoshinobu dengan
tegas.
Setelah Shogun Tokugawa terakhir menyerahkan kekuasaannya
kepada Kaisar Meiji pada 1867, maka berakhirlah kekuasaan Bakufu di bawah
Tokugawa, yang berlangsung selama 264 tahun, (1603-1867) dan berakhir pula
kekuasaan militer yang telah berlangsung lebih kurang 650 tahun (I Ketut
Suradjaja, 1984: 21). Meizi Tenno (Matsuhito 1867-1912 pada waktu itu baru
berusia 14 tahun) akhirnya memegang tampuk pemerintahan Jepang dan membuka
zaman baru yang gemilang bagi Jepang.
Peristiwa di atas dikenal dengan sebutan “Restorasi Meiji”.
Tenno memakai sebutan nama masa pemerintahan Meiji. Meiji sendiri diartikan
yang berfikiran cerah dan fikirannnya diterangi. Langkah awal yang dilakukan
Tenno yang baru ialah memindahkan ibukota dari Kyoto ke Tokyo (1869), dimana
berdasarkan dari ajaran Shintoisme diciptakan bendera kebangsaan Jepang yang
diberi nama Hinomaru didasarkan atas Ameterasu sebagai dewa matahari dan lagu
kebangsaan kimigayo berdasar atas keabadian Tenno sebagai dewa. Shintoisme
sendiri akhirnya diresmikan sebagai agama Negara. Hal tersebut dilakukan untuk
menjamin kekokohan kebangsaan Jepang yang akan dijadikan dasar modernisasi
Jepang. Pada tanggal 6 April 1868 Tenno mengeluarkan proklamasinya yang
terkenal yaitu:
- Akan dibentuk parlemen.
- Harus bersatu untuk mencapai kesejahteraan bangsa.
- Semua jabatan terbuka untuk semua orang.
- Adat-istiadat kolot yang menghalang-halangi kemajuan harus dihapuskan.
- Mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunan Negara (Soebantardjo, 1958: 10).
2.2
Modernisasi Jepang Akibat dari Restorasi Meiji
Restorasi Meiji ini dibarengi degan re-organisasi dalam pemerintahan
dan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang sosial ekonomi kebudayaan militer
pendidikan. Restorasi Meiji inilah sebagai katalis dalam
kemajuan Jepang menuju negara industri maju. Keberhasilan Restorasi Meiji ini
diakui dunia tidak ada bandingannya di seluruh dunia. Dalam jangka waktu hanya
sekitar 30 tahunan telah berhasil membawa Jepang dari negara terisolasi,
terbelakang dan tradisional menjadi negara maju yang kompetitif dengan
negara-negara barat.
Restorasi Meiji ini juga telah melahirkan tokoh-tokoh yang amat berpengaruh bagi kemajuan Jepang seperti Fukuzawa Yukichi tokoh modernisasi pendidikan Jepang, Dalam era Restorasi Meiji ini ia mampu memberi pengaruh yang amat besar, yang hingga kini mampu menggerakkan masyarakat Jepang untuk mencari ilmu dan terus belajar.
Restorasi Meiji ini juga telah melahirkan tokoh-tokoh yang amat berpengaruh bagi kemajuan Jepang seperti Fukuzawa Yukichi tokoh modernisasi pendidikan Jepang, Dalam era Restorasi Meiji ini ia mampu memberi pengaruh yang amat besar, yang hingga kini mampu menggerakkan masyarakat Jepang untuk mencari ilmu dan terus belajar.
2.2.1 Pemerintahan
- Tenno menjadi kepala negara (bersifat dewa abadi).
- Dihapuskannya sistem feodalisme.
- Daimnyo-daimnyo atau bangsawan dirubah kedudukannya dan dijadikan sebagai pegawai negeri dan tanah-tanah yang mereka kuasai diserahkan kepada Tenno.
- Pemerintahan diatur secara barat dengan adanya kabinet dan parlemen.
- Disahkannya UUD pada tanggal 11 Februari 1890 oleh Tenno.
2.2.2 Militer
Dalam bidang militer pemerintahan yang baru membangun
angkatan perangnya secara modern, di mana angakatan darat dipegang oleh
keluarga Chosu dan dibuat secara Jerman, dan angkatan Laut dipegang oleh
keluarga Satsuma dibentuk secara Inggris. Disamping itu tiap-tiap warga negara
yang berumur 20 tahun dikenakan wajib militer dan setelah itu untuk praktek
mereka dikirim ke daerah-daerah perbatasan yang berbahaya. Kementerian
pertahanan tidak bertanggung jawab kepada parlemen, tetapi kepada Tennno dengan
demikiankementerian pertahanan sangat kuat kedudukannya dan akhirnya menjelma
menjadi Gunbatsu (pemerintahan dictator militer), Jepang pun memiliki angkatan
pertahanan yang kuat karena setengah dari anggaran belanja negara dipergunakan
untuk militer.
Bersama dengan modernisasi angkatan perang ini timbul
kemabali apa yang dikenal sebagai semangat Bushido sebagai dasar jiwa
ketentaraan. Prajurit Jepang harus memegang teguh ajaran Bushido artinya
menginsafi kedudukannya masing-masing di dalam hidup ini, mempertinggi derjat
dan kecakapan diri, melatih dirinya lahir batin untuk menyempurnakan
kecakapannya dalam ketentaraan, memegang teguh disiplin, menjunjung tinggi
kehormatan bangsa dan tanah air sampai titik darah yang terakhir. Mati untuk
tenno adalah bentuk mati yang sempurna dan termulia. Bushido inilah yang
memberi kekuatan lahir batin kepada tentara Jepang. Akibat dari modernisasi
militer ini maka secara otomatis golongan Samurai dihapuskan dan ini
menyebabkan timbulnya pemberontakan yaitu pemberontakan Satsuma.
Pemberontakan Satsuma (Seinan Senso, Perang Barat Daya) adalah pemberontakan klan
samurai Satsuma yang dipimpin Saigo Takamori terhadap Tentara Kekaisaran
Jepang, yang berlangsung 11 bulan di awal era Meiji,
dimulai pada tahun 1877. Perang saudara ini merupakan perang saudara terakhir
dan terbesar di Jepang. Perang terjadi di Kyushu,
tepatnya di tempat yang sekarang bernama Prefektur Kumamoto, Prefektur Miyazaki, Prefektur
Oita, Prefektur Kagoshima.
Pemberontakan Satsuma disebabkan oleh adanya perubahan
sistem pada pemerintahan, yang menyebabkan kekecewaan para samurai.
Modernisasi Jepang telah menyebabkan hilangnya kekuasaan samurai dan
penghancuran sistem tradisional. Peraturan Penghapusan Pedang Haito-rei yang melarang samurai
membawa katana
juga merupakan salah satu penyebab terjadinya pemberontakan ini.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Saigo Takamori, yang pada sepuluh tahun lalu
memimpin pasukan Jepang untuk mengalahkan samurai klan Tokugawa. Mulanya, Saigo setuju dengan
konsep Restorasi Meiji. Tapi, perlahan-lahan, ia jadi ikut membangkang, karena Restorasi
Meiji menghapus segala bentuk samurai dan atributnya. Slogan para pemberontak
adalah "Pemerintah Baru, Moralitas Tinggi" (Shinsei Kotoku). Mereka
tidak meninggalkan atribut Barat, seperti memakai meriam dan senjata api. Saigo
sebagai panglima perang juga memakai baju militer ala barat. Barulah di saat
stok senjata mereka habis, mereka memakai katana dan panah.
Pertempuran berlangsung selama enam minggu, dan Saigo
Takamori hanya memiliki 300-400 prajurit yang tersisa. Pada pertempuran
terakhir, yaitu pertempuran Shiroyama, Saigo luka berat. Dalam keadaan hampir
tertangkap pasukan pemerintah, Saigo melakukan seppuku
pada 24 September
1877. Peperangan ini
menghabiskan dana besar di pemerintah Jepang, sekaligus merupakan akhir dari
kelas samurai di Jepang. Sepuluh tahun kemudian, Kekaisaran Jepang meminta maaf
dan memberikan gelar kemuliaan kepada Saigo Takamori sebagai samurai yang
terakhir.
2.2.3 Industri
Hal ini ditempuh dengan melakukan modernisasi pada
mesin-mesin produksi yang dibutuhkan bagi modernisasi perusahaan the, sutera,
pertanian dan kemudian industri. Mesin-mesin tersebut diekspor secara
besar-besaran dari Inggris, berikut ahli-ahli tekniknya didatangkan dari luar
negeri terutama Inggris untuk mendirikan pabrik-pabrik, dok-dok dan pusat-pusat
listrik. Dengan timbulnya industri timbul juga golongan baru di Jepang yaitu
kapitalis baru yang berkuasa di bawah militer.
2.2.4
Pendidikan
Restorasi Meiji juga membawa perubahan pada bidang
pendidikan, dimana anak-anak Jepang mulai mendapatkan pendidikan secara barat
hal yang tidak mungkin terjadi pada masa Shogun. Dalam system baru ini tiap
anak yang berumur 6 tahun sudah dikenakan kewajiban belajar dan itu berlaku
bagi semua penduduk. Untuk tiap 600 penduduk diadakan 1 sekolah rendah. Negara
dibagi menjadi 8 daerah pendidikan, tiap daerah diberi 32 buaj sekolah menengah
dan 1 buah universitas.
Hal yang terpenting adalah pengiriman pelajar-pelajar keluar
negeri untuk menyempurnakan ilmu pengetahuannya tenatang Barat. Sekembalinya ke
Jepang mereka ditugaskan dalam pembangunan dan modernisasi Negara. Hal ini
sangat berhasil karena dalam 50 tahun jepang sudah menjadi Negara modern.
2.2.5
Sosial Budaya
Terjadinya
perubahan sosial masyarakat Jepang pada masa pemerintahan Meiji cukup merugikan
beberapa golongan masyarakat yang terbentuk pada zaman feodal. Salah satunya
yaitu golongan samurai. Adanya perubahan sosial tersebut membuat sebagian besar
dari mereka terabaiakan pada awal pemerintahan Meiji.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Restorasi Meiji yang terjadi di Jepang telah mengubah Jepang
menjadi negara modern dan imperialis, di mana pembangunan yang dilakukan pada
akhirnya menjerumuskan mereka kedalam Perang dunia II. Jepang yang tadinya
merupakan masyarakat yang kolot dan terisolir secara drastis berubah menjadi
masyarakat yang modern.
Restorasi Meiji ini tidak akan mampu berjalan jika tidak
diimbangi dengan kemampuan dan etos kerja yang baik dari masyarakatnya. Sebuah
bangsa tidak akan bisa maju jika tidak ada keinginan dari dalam bangsa itu
untuk merubahnya. Satu hal yang mesti kita ingat dari Restorasi Meiji adalah
bahwa antara unsure-unsur baru dan unsur-unsur tradisional semuanya berjalan secara
bersama-sama. Jadi bisa kita katakan meskipun Jepang mengalami perubahan di
berbagai bidang dan sektor. Nilai-nilai tradisi leluhurnya tetap terjaga dengan
baik hingga sekarang. Ini memberikan pelajaran bagi kita bahwa modernisasi
bukan berarti merubah pola hidup dan tradisi lama leluhur yang positif dengan
budaya barat.
Daftar Pustaka
Suryohandiprojo. Sayidiman. 1987 .
Belajar dari jepang manusia dan masyarakat jepang dalam perjoangan hidup.
Jakarta : Penerbitan Universitas Indonesia (UI-Press)
Sakamoto Taro. 1982, Jepang dulu
dan sekarang. Jakarta ; Gajah Mada Universitas Press Yayasan Obor Indonesia.
Dasuki, Achmad dan Rochiati
Wiraatmadja. 1976. Sejarah Asia Timur. Bandung: IKIP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar