Masa
Keshogunan
(Disusun guna untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sejarah Asia
Timur II)
(Dosen Pengampu Mata Kuliah Drs.
Sumaryono,M.Si)
Disusun
Oleh :
1.
M Khoirul Umam (100210302007)
2.
Warid F. Faqih (100210302008)
3.
M. Ariwibowo (100210302009)
4.
Renny Eka P (100210302010)
5.
Firna Niahara (100210302011)
6.
Sri Rusmila F (100210302012)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas rahmat Allah SWT karena atas rahmat-Nya
semata, penulisan makalah dengan judul “Masa Keshogunan ” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah dengan judul “Masa
Keshogunan ” bertujuan memenuhi tugas Kelompok mata kuliah Sejarah Asia Timur II Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Semester Genap Tahun Akademik 2011-2012.
Dengan terselesaikannya penulisan makalah ini penulis menyampaikan terima
kasih kapada semua pihak yang membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Kami juga mohon maaf apabila dalam penulisan
makalah ini terdapat kesalahan dalam penulisannya. Kami selaku penulis juga berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak terutama Civitas Akademika di Universitas Jember.
Jember, Maret 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
COVER…………………………………………………………………………….I
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………….. ..II
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………… ..III
BAB
I PENDAHULUAN…………………………………………………………. ...1
1.1
Latar belakang……………………………………………………… 1
1.2
Rumusan Masalah…………………………………………………. 2
1.3
Manfaat……………...........................……………………………... 2
BAB
II PEMBAHASAN………………………………………………………….. 3
1)
Latar belakang munculnya kekuasaan shogun......................................3
2)
Perkembangan kekuasaan shogun.........................................................6
3)
Runtuhnya kekuasaan shogun..............................................................10
BAB
III PENUTUP……………………………………………………………….16
3.1
kesimpulan…………………………………………………………………....16
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………............17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Shogun berasal dari kata Sei I Taishogun
yang berarti panglima pasukan ekspedisi melawan orang biadab (istilah
“Taishogun” berarti panglima angkatan bersenjata). Sai I Taishogun merupakan
salah satu jabatan jenderal yang dibuat diluar sistem Taiho Ritsuryo. Dan jika
dilihat dalam kamus bahasa jepang-indonesia, dapat diartikan sebagai jenderal.
Meski pada Restorasi Meiji, istilah shogun tidak digunakan lagi, namun istilah
ini dipakai dalam dunia kemiliteran hingga sekarang yang berarti “jenderal”.
Shogun sendiri merupakan singkatan dari jabatan
bernama panjang sei-i-tai-shogun yang berarti jenderal besar penakluk orang
barbar. Jabatan ini sebenarnya mulai dikenal sejak jaman Nara (710-794) dan
jaman Heian (794-1185), akan tetapi jabatan shogun pada jaman Nara dan Heian
tidaklah memiliki kekuasaan penuh sebagaimana jaman Kamakura hingga jaman Edo
(era Tokugawa), shogun jaman Nara/Heian hanya bertindak sebagai jenderal
perang. Selain itu juga jabatan shogun Nara/Heian masih dipegang secara bebas
tanpa melihat keturunan. Barulah sejak jaman Kamakura (1192-1333) jabatan
shogun hanya diperuntukkan keturunan klan Minamoto dan memiliki kekuasaan penuh
pemerintahan, dengan kaisar bertindak hanya sebagai simbol.
Istilah shogun sebenarnya sedah ada sejak
zaman Nara. Kala itu, Jenderal yang dikirim untuk menaklukkan wilayah bagian
timur jepang disebut dengan Sei I Taishogun yang kemudian sering disingkat
menjadi Shogun. Selain itu, ada juga jabatan yang lebih rendah dari Sei I
Taishogun, yang kemudian disebut dengan Seiteki Taishogun (panglima penaklukan
orang Barbar) dan Seisei Taishogun (panglima penaklukan wilayah barat). Menginjak
zaman kamakura, gelar Sei I Taishogun diberikan kepada panglima keshogunan
(Bakufu) hingga zaman Edo. Saat ini, Shogun dapat juga diartikan sebagai
pejabat Toryo (kepala klan Samurai) yang didapatkannya berdasarkan garis
keturunan.
Pada awalnya, Shogun diangkat oleh kaisar
untuk membantunya dalam mengatasi segala sesuatu tentang militer dan keamanan
Jepang. Namun, bersamaan dengan keinginan untuk menhuasai Jepang, shogun sering
mengambil alih seluruh kebijakan negara, sehingga negara luar Jepang sering
menganggap Shogun adalah “kaisar jepang” yang sesungguhnya. Meski shogun
kebanyakan mendapatkan perintah dari kaisar, ada sebagian pejabat shogun yang
mengambil alih secara langsung dengan tanpa menghiraukan perintah kaisar.
1.2
Rumusan Masalah :
1)
Bagaimana latar belakang munculnya kekuasaan shogun?
2)
Bagaimana perkembangan kekuasaan shogun?
3)
Apa yang menjadi latar belakang runtuhnya kekuasaan
shogun?
1.3
Tujuan :
1)
Untuk mengetahui latar belakang kemunculan kekuasaan
keshogunan.
2)
Untuk mengetahui perkembangan kekuasaan shogun terutama
dalah hal ekonomi,
politik, dan budaya.
3)
Untuk mengetahui latar belakang runtuhnya kekuasaan
shogun.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Awal Kemunculan Kekuasaan Shogun
Awal
kemunculan shogun bermula pada kemenangan keluarga Minomoto terhadap keluarga
Taira. Perang ini bermula pada konflik
yang terjadi antara Minomoto dan Taira . konflik ini dilatarbelakangi oleh
ketidaksenangan keluarga Minomoto terhadap keluarga Taira yang mencontoh cara –
cara bangsawan dan lebih cenderung mengikuti gaya keluarga Fujiwara yang telah
mereka gulingkan.
Klan minamoto dan klan taira
yaitu Pada jaman Heian ketika kaisar
masih memiliki kekuasaan penuh, penguasa ke-52, kaisar Saga memiliki banyak
istri dan selir dalam harumnya. Hampir 50 orang anak resmi berhasil dilahirkan
oleh sekitar 30 wanita dari hubungan mereka dengan sang kaisar. Karena kondisi
keuangan rumah tangga kekaisaran tidak mampu menjamin kehidupan anggota
keluarga kaisar yang jumlahnya membengkak pesat, kaisar Saga memutuskan untuk
tidak memasukkan sebagian anaknya kedalam lingkaran status keluarga kaisar
melainkan hanya memberikan status kebangsawanan (yang dengan demikian bisa
dipelihara diluar istana).
Anak-anak kaisar Saga yang berstatus bangsawan ini
dianugerahkan marga baru yaitu marga Minamoto. Bukan hanya kaisar Saga saja
yang beranak banyak, kaisar berikutnya yaitu kaisar Seiwa, kaisar Murakami,
kaisar Uda, dan kaisar Daigo juga mengikuti jejak kaisar Saga dengan menempatkan
anak-anak yang menyebabkan pengeluaran rumah tangga kekaisaran melebihi budget
ke dalam klan Minamoto. Mulai dari sinilah klan Minamoto terbentuk, walaupun
masih berdarah keluarga kaisar, status mereka hanyalah bangsawan biasa.
Ternyata jejak kaisar Saga ini juga diikuti oleh
keluarga kekaisaran yang lain. Cucu dari kaisar Kemmu (ayahanda kaisar Saga)
melanjutkan gaya kaisar Saga untuk mengirit pengeluaran rumah tangga kekaisaran
dengan cara yang sama. Beberapa cucu kaisar Kemmu dianugerahkan marga baru
yaitu Taira, karena marga Minamoto sudah cukup banyak. Kaisar Nimmyo, anak
kedua kaisar Saga, juga menggunakan cara yang sama agar dapur kekaisaran tetap
ngebul dan hal ini diikuti oleh kaisar lainnya kaisar Montoku dan kaisar Koko
yang menempatkan anak keturunannya ke dalam klan Taira.
Karena kedua klan Minamoto dan Taira masih merupakan
keturunan keluarga kaisar, tentu saja mereka mendapatkan perlakuan dan
penghargaan lebih tinggi dibandingkan keluarga bangsawan lainnya. Alhasil
posisi dan pengaruh mereka dalam waktu singkat mulai menyaingi 2 klan senior
lain yang sudah memiliki pengaruh besar pada jaman Heian yaitu klan Fujiwara
dan klan Tachibana.
Pada tahun 1156 terjadi pemberontakan
Hogen yang dimenangkan
oleh pihak pendukung kaisar Go-Shirakawa yang didukung oleh para samurai
pimpinan Taira no Kiyomori dari klan Taira dan Minamoto no Yoshitomo
dari klan Minamoto. Akibat peristiwa ini, kekuatan dan pengaruh klan Minamoto
dan Taira meningkat pesat melebihi 2 klan lain dan tentu saja terjadi
persaingan sengit antara keduanya.
Persaingan klan Minamoto dan Taira berlanjut 4 tahun
kemudian ke pemberontakan
Heiji dimana klan Taira
pimpinan Taira no Kiyomori berhasil mengalahkan klan Minamoto pimpinan Minamoto
no Yoshitomo. Yoshitomo terbunuh beserta 2 anak sulungnya, harta dan tanah klan
Minamoto disita oleh klan Taira. Hampir seluruh tokoh penting klan Minamoto
yang terlibat pemberontakan Heiji dieksekusi, hanya ada 3 sisa keturunan
Yoshitomo yang dibiarkan hidup yaitu anak ke-3 Yoritomo diasingkan ke Izu
(daerah kekuasaan klan Hojo), anak ke-6 Noriyori dan anak ke-9 Yoshitsune
dipaksa masuk kuil Zen menjadi pendeta. Klan Taira dengan pimpinan klan
Kiyomori memulai bentuk pemerintahan militer dengan kasta samurai sebagai
penguasa negara menggantikan sistem insei.
Dengan penghapusan sistem insei, kaisar tak lebih
hanya sekedar simbol dan boneka klan Taira sehingga membuat banyak keluarga
kaisar mulai mencari dukungan untuk menjatuhkan kekuasaan klan Taira, termasuk
kaisar yang tersingkir Go-Shirakawa. Tentu saja kesempatan ini tak mau
dilewatkan oleh klan Minamoto untuk membalas kekalahan mereka.
Dipimpin oleh Minamoto no Yoritomo (anak ketiga
dari Yoshitomo) dan didukung mertuanya dari klan Hojo, klan Minamoto mulai
menggalang kekuatan untuk melawan klan Taira pimpinan Taira no Munenori
(anak kedua Kiyomori). Dimulailah perang Genpei antara klan Minamoto dan klan
Taira. Yoritomo sendiri dibantu dua adiknya sebagai jenderal dalam banyak
pertempuran yaitu Minamoto no Noriyori dan Minamoto no Yoshitsune.
Perang Genpei berlangsung selama 5 tahun dengan kemenangan mutlak
klan Minamoto. Klan Taira sendiri boleh dibilang habis kekuasaan dan tanahnya
yang diambil alih oleh klan Minamoto.
Pimpinan penting klan Taira seluruhnya tewas, baik
dalam perang maupun dieksekusi klan Minamoto. Sisanya yang tak memiliki
pengaruh dilepaskan dan mereka kebanyakan mengganti nama marga mereka. Didalam
klan Minamoto sendiri terjadi perselisihan antara Yoritomo dan sepupunya Minamoto
no Yoshinaka yang berakhir dengan tewasnya Yoshinaka ditangan adik
Yoritomo, Minamoto no Yoshitsune.
2.1.1Shogun sebagai warisan klan Minamoto
Sebelum Yoshinaka tewas, Yoshinaka terlebih dahulu
berhasil memaksa kaisar Go-Shirakawa untuk mengangkatnya sebagai
sei-i-tai-shogun. Jabatan shogun hanya dikuasai Yoshinaka dalam waktu pendek
karena tak lama kemudian Yoshinaka tewas ditangan sepupunya Yoshitsune dalam
pertempuran Awazu. Setelah memenangkan perang Genpei, Minamoto no Yoritomo
khawatir adiknya Minamoto no Yoshitsune akan mengangkat senjata merebut
kekuasaan klan Minamoto dari tangannya.
Maklumlah, sebagian dari kemenangan klan Minamoto
dalam perang Genpei berasal dari keberhasilan pasukan pimpinan dua adiknya Noriyori
dan Yoshitsune dalam memenangkan pertempuran demi pertempuran. Akhirnya
Minamoto no Yoshitsune sendiri dipaksa bunuh diri bersama istri dan
anak-anaknya. Kakaknya Minamoto no Noriyori sendiri tewas dalam kecelakaan
berburu tak lama setelah menolak perintah Yoritomo untuk menangkap Yoshitsune.
Rumor mengatakan Yoritomo juga khawatir kalau Noriyori memberontak jika
Yoritomo menghabisi adik mereka berdua Yoshitsune, sehingga Noriyori juga harus
disingkirkan.
Setelah Yoritomo tak punya saingan lagi untuk menguasai
klan Minamoto, Yoritomo diangkat menjadi shogun kedua dari klan Minamoto
sekaligus shogun pertama jaman Kamakura. Yoritomo melanjutkan sistem yang
dipakai rival ayahnya, Taira no Kiyomori, dengan menetapkan kekuasaan tertinggi
pemerintahan berada ditangan kasta samurai dengan kaisar sebagai simbol. Mulai
sejak itu pula ditetapkan, gelar shogun hanya diberikan kaisar untuk keturunan
klan Minamoto.
A)
System pemerintahan keshogunan awal
Awal keshogunan dimulai saat kelas penguasa
( kaum aristokrat ) mendapat kekuatan dan legitimasi dari kaisar yang berkuasa
pada saat itu, ini semua berkat usaha mereka mendekati dan mempengaruhi kaisar.
Mereka berasal dari kalangan kaum tani kaya yang membentuk suatu perkumpulan
keluarga dari klan-nya sendiri dan mereka berhasil menemukan dasar yang baik
untuk menggalang kekuatan melalui pengelolaan pertanian yang baik. Berpangkal
pada ikatan-ikatan itulah mereka berhasil mengukuhkan kelas penguasa
tradisional dan menciptakan masyarakat feodal baru.
Pemerintahan ke-Shogun-an terbentuk pada
periode Kamakura antara tahun 1192-an M. Kalau sejak periode Nara dan Heian,
kekuasaan pemerintahan dapat dikatakan berada secara langsung dalam tangan
kaisar . Yang kemudian pada periode selanjutnya di serahkan kepada pejabat tinggi
kerajaan, yang biasa kita kenal sebagai Wasir (perdana menteri), tetapi pada
periode kamakura ini mulailah pemerintahan dipegang oleh kaum samurai.
Di tahun 1192 ini, kaisar menunjuk Minamoto
no Yoritomo sebagai Shogun pertama di jepang. Shogun sendiri mempunyai arti
panglima tertinggi tentara. Tapi sebelum kaisar menunjuk Minamoto no Yoritomo
sebagai Shogun , Minamoto no Yoritomo telah lebih dahulu mengangkat dirinya
sebagai shogun yang pertama. Dan akar politik ke-Shogun-an selanjutnya berasal
dari periode Kamakura ini. Pada periode ke-Shogun-an ini, kaum samurai diangkat
sebagai polisi dan pemungut pajak dan ditempatkan pada semua distrik di seluruh
kerajaan. Di periode ini muncul sekte budha baru dengan doktrin-doktrinnya yang
tersebar amat cepat ke dalam kalangan rakyat jepang.
2.2 Perkembangan Kekuasaan Shogun
A) Zaman Kamakura
(1192 M – 1333 M)
Zaman bakufu Kamakura menghasilkan
kebudayaan tersendiri dengan menggabungkan unsur –unsur kebudayaan samurai yang
baru bangkit pada kebudayaan istana. Dapat dikatakan bahwa hal ini berarti
kebangkitan kembali kebudayaan asli Jepang. Yang paling menonjol dalam
kebudayaan zaman ini adalah bangkitnya aliran – aliran agama budha.
Dalam bidang kesenian, masa ini merupakan zaman emas seni
pahat yang berupa patung keagamaan maupun patung manusia biasa. Dalam bidang
seni lukis, dihasilkan lukisan gulung yang bermutu, sedangkan dalam bidang
arsitektur terjadi pembangunan kuil dengan corak Sung yang di Jepang dikenal
sebagai tenjiko-yo dan karayo. Sedangkan, dalam bidang kesusastraan, zaman ini
ditandai dengan munculkan apa yang disebut “ Babat Ksatria” disamping puisi dan
prosa bangsawan tradisional.
Pada
masa keshogunan kamakura industry mengalami kemajuan. Karena dibukanya daerah –
daerah baru untuk penanaman padi dan kemajuan dalam teknik pertanian, produksi
pertanian berlipat ganda dan kerajianan tangan juga mengalami perberkembangan.
Perdagangan tumbuh dengan subur dan pasar –pasar yang diadakan 3 kali dalam
sebulan, berkembang di pusat –pusat dalam shoen, di pusat komunikasi penting,
dan di depan pintu gerbang kuil –kuil dan tempat ibadat. Pembuatan mata uang di
Jepang telah lama dihentikan, tetapi system ekonominya mulai berkembang.
B) Keadaan Shogun Setelah Pemerintahan Yuritomo
Setelah Yoritomo wafat jabatan
shogun digantikan oleh putranya yoriie dan Sonetomo yang menjabat secara
bergantian. Namun sanetomo dibunuh oleh putra Yoriie, Kugyo dan keturunan
Minomoto berakhir setelah tiga generasi. Kujo Yoritsune saudara jauh Yoritomo
dari Kyoto dan diangkat menjadi shogun. Melihat kondisi Yoritsune yang masih
kanak – kanak maka ia hanya dijadikan boneka. Maka pemerintahan berada di
tangan mangkubumi. Yamg waktu itu depegang oleh Hojo Tokimasa, dan setelah
wafatnya Hojo Tokimasa jabatan mangkubumi dijabat oleh putranya Yoshitoki.
Dengan
terhapusnya garis keturunan Minomoto membuka kesempatan bagi kaisar Gotoba dalam usaha pengembalian kekuasaan kaisar
dalam pemerintahan. Kesempatan yang terbuka di manfaatkan oleh Kaisar Gotoba
untuk memberikan perintah kepada propinsi untuk menggulingkan Yoshitoki. Dan
Kaisar Gotoba mengundurkan diri dan putranya kaisar Juntoku yang juga telah
menarik diri, dibuang ke pulau Sado. Peristiwa ini dikenal dengan peristiwa
Jokyu. Akibat kemenangannya bakufu
mengambil alih lebih dari tiga ribu daerah milik istana. Dengan hal ini
Yoshitoki diganti oleh Yasutoki dan kemudian oleh Tokiyori yang memperoleh
sumpah setia rakyat banyak karena cara pemerintahannya yang adil dan tegas.
C. Bakufu Muromachi
Bakufu ini didirikan oleh Yoshimitsu.
Kedudukan Yosimitsu selain sebagai shogun juga menjabat sebagai menteri utama,
dengan jabatan ini ia mengambil bagian dalam kehidupan politik istana. Jabatan
penasehat utama bagi Shogun yaitu Kanre di pegang secara bergantian oleh tiga
cabang keluarga Ashikaga, kaum Hosakawa, kaum Shiba dan kaum Hatakeyama
Para
Shugo pada zaman Muromachi tidak mengabdi secara mutlak kepada Shogun,
melainkan bertindak sesuai dengan kepentingannya masing-masing sehingga
mengakibatkan landasan lembaga Bakufu menjadi sangat rapuh. Sementara itu
shogun kedelapan, Yoshimasa mengabaikan pemerintahan dan hidup secara mewah
tanpa memperhatikan pendeeritaan rakyat. Hal ini dilanjutkan dengan
Pertentangan antara Hosokawa Katsumoto, dan Yamana Mochitoyo yang berpengaruh
menjadi semakin ruwet karena perselisihan sekitar masalah pergantian Shogun.
Pertempuran yang di mulai di Kyoto pada
tahun 1467, pertempuran ini di kenal sebagai perang saudara Onin. Akibatnya
istana kekaisaran serta sejumlah tempat tinggal bangsawan, kuil serta tempat
ibadah di Kyoto terbakar. Perang onin mengakibatkan surutnya wewenang dan
kehancuran masyarakat berlangsung tanpa kendali. Peperangan yang berlangsung
selama 1 abad ini dikenal dengan periode Sengoku.
Pada masa terjadinya zaman Sengoku, orang –
orang eropa mulai berdatangan ke jepang untuk yang pertama kalinya. Kemudian
dibukalah hubungan dengan bangsa barat. Pada tahun 1543 kapal portugis berlabuh
di Tanegashima yang terletak dibagian selatan Kyushu. Mereka dating dengan
membawa senjata dan diterima oleh jendral jepang serta dengan cepat menyebar
keseluruh jepang.
Pada tahun 1549 Fransiskus,salah seorang
pendiri Ordo Jesuit, tiba di Kagoshima dan membawa agama Kristen ke Jepang. Ia
tinggal di jepang Selma dua tahun tiga bulan tetapi dalam waktu itu para
misionaris berdatangan ke Jepang dan berusaha memperluas agamanya. Pada tahun
1582 jumlah penganut agama Kristen cukup banyak. Hideyoshi memberi perlindungan
bagi agama Kristen tetapi ia cucriga atas agama Kristen akan mengalahkan agama
Jepang Shinto dan budha yang merusak masyarakat.
Oda Nobunaga menaklukkan daimyo-daimyo pesaingnya
dengan memakai teknologi Eropa dan senjata api. Nobunaga hampir berhasil menyatukan
Jepang sebelum tewas terbunuh dalam Peristiwa
Honnōji
1582. Toyotomi
Hideyoshi
menggantikan Nobunaga, dan mencatatkan dirinya sebagai pemersatu Jepang pada
tahun 1590.
Pada
zaman Nobunaga dan Hideyoshi para Daimyo baru dan pedagang-pedagang kaya mulai
menciptakan kebudayaan yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari dan
terbuka. Dengan perkembangan arsitektur istana, timbul menghias pintu-pintu
geser dan dinding-dinding rumah dengan lukisan dekoratif yang berwarna warni.
a. Keadaan Masyarakat dan kebudayaan pada masa pemerintahan Muromachi
Sepanjang zaman ini organisasi otonom
tumbuh di lingkungan pertanian. Para petani berkumpul untuk melindungi
desa-desanya dari perusakan akibat perang. Dan sering kali mereka menolak
pembayaran pajak yang terlalu tinggi atau pemerasan oleh lintah darat.
Pemberontakan ini disebut Ikki. Di distrik Hokuriku dan Kinki, beberapa Ikki di
atur oleh penganut Sekte budha Jodo shin dan Dikaga, Ikki berhasil
menggulingkan Shugo local. Pemberontakan ini dikenal sebagai Ikko-Ikki.
Dalam
bidang industry mengalami perkembangan yang luar biasa. Pertanian,
perikanan,dan pertambangan maju pesat. Dalam bidang sastra, kesusastraan
bangsawan tradisioner mengalami kemunduran, tetapi kesusastraan rakyat biasa
mulai muncul dalam bentuk-bentuk seperti Renga (sajak berantai),
Otogizoshi(cerita populer), drama dan komedi. Dalam perkembangan kebudayaan
terdapat perpaduan yang semakin akrab antara kebudayaan samurai dan bangsawan.
Contohnya: kinkaku (paviliun perak) yang didirikan oleh Yoshi mitshu dan
Ginkaku(pavilion perak) yang dididrikan oleh Yoshimasha, bangunan ini
memperlihatkan kombinasi arsitektur samurai dengan arsitektur Budha.
D) Bakufu Edo
Tokugawa
leyashu meneruskan pemerintahan dari Toyomi Hideyoshi dan menyempurnakan
persatuan bangsa. Ia memperkuat kedudukannya selama zaman Nobunaga dan di beri
wilayah delapan provinsi di daerah kanto oleh Hideyoshi.Dengan demikian ia
membangun kekuatan yang bermarkas besar di Edo. Tokugawa leyashu memperoleh
keberuntungan dari pertikaian yang terjadi antara pertikaian tentara Hedeyoshi
dengan Ishida Mitshunari dalam perang yang menentukan Disekigahara memperoleh
kemenangan yang besar. Hasilnya ia memperoleh pengukuhan hegemoni dari kaum
Tokugawa. Pada tahun 1603 Leashu di tunjuk menjadi Shogun oleh kaisar.
Pemerintahan samurai pusat didirikan yang
mengambil langkah pengendalian para daimyo, tekanan atas istana serta pengawasa
atas para petani. Pengendalian terhadap para Daimyo memakan hampir seluruh
tenaga leyashu, karena beberapa diantaranya menjadi kawasan sejawatnya dibawah
Hideyoshi.
Leyashu menempatkan para daimyo yang tidak
mempunyai ikatan erat dengan keluarga Tokugawa di daerah-daerah yang jauh
misalnya di daerah Tohoku, sikoku, dan Kyushu. Dan juga menetapkan kitab
undang-undang bagi keluarga ksatria yang mengatur secara tertulis kewajiban
oara Daimyo. Leyashu juga menetapkan system yang di kenal sebagai Sankinkotai
yang mewajibkan para daimyo untuk mrngabdi secara bergantian di Edo, sementara
istri dan anak-anaknya harus tetap tinggal di daimyo. Para daimyo berada di
bawah kawasan Bakufu dan secara mutlak bertugas mengabdi kepada Shogun.
System
penentuan kedudukan social seseorang dengan cara mengolongkan dalam salah satu
dari empat kelas, yaitu samurai,petani,dan buruh atau pedagang yang di terapkan
secara ketat. Hubungan feodal antara tuan dan hamba yang di pegang oleh para
samurai dan di perluas di setiap kelas. Ikatan ketat yang serupa mengikat tuan
tanah dan penghuni dikalangan para petani, mengikat murid kepada para karyawan
ahli dikalangan pertukangan dan mengikat pegawai kepada kepala usaha di antara
para pedagang. Pelanggaran ikatan ini di larang keras karena di anggap
melanggar tata susunan masyarakat.
a. Perkembangan Sosial Budaya Pada Masa Bakufu Edo
Sejak
pemeritahan Letshuna, bakufu mulai melonggarkan cara pemerintahan militer yang
ketat untuk lebih memberi tekanan pada usaha pendidikan dan kebudayaan karena
landasan bakufu telah aman dan perlu pengendalian terhadap para daimyo. Selama
zaman administrasi birokrasi, industry domistik memperlihatkan perkembangannya
dan produksi bertambah dengan cepat. Perhubungan juga mengalami perbaikan,
peredaran bahan-bahan konsumsi menjadi lancar dan perdagangan juga bertambah
maju. Pada puncak kemakmurannya, Edo merupakan kota yang terbesar di antara
kota istana dan di perkirakan mempunyai penduduk satu juta orang. Dengan hal
ini kemakmuran ekonomi, ilmu pengetahuan, kesastraan, dan kesenian maju dengan
pesat.
Kemajuan
juga tercapai dalam penelitian sejarah Jepang, yang membawa pendekatan baru
terhadap studi Mithe-Mithe. Dalam bidang kesusastraan timbul banyak sastra yang
bersumber pada kehidupan kelas pedagang. Dalam bidang kesenian aliran Kano
menjadi sumber pelukis-pelukis resmi bagi lembaga Shogun.
2.3 Runtuhnya Kekuasaan Shogun
A) Kondisi Akhir Shogun Kondisi Budaya, Ekonomi dan ilmu pengetahuan
Setelah
masuknya ekonomi uang keseluruh bangsa serta semakin banyaknya tuntutan selera
ekonomi kekeyaan semakin menumpuk ditangan keles pedagang. Kondisi Bakufu
sendiri berada dalam kesulitan keuangan sedangkan para samurai dan petani
berada pada kondisi kemiskinan. Setelah jaman Genroku berusaha untuk membangun
kembali keuangan dengan cara mencetak ulang mata uang. Menetapkan pajak
“kemawahan” (Goykin ) bagi pedagang kaya tetapi cara itu tidak berhasil.
Yoshimune
shogun kedelapan, mengeluarkan larangan keras terhadap kemewahan dan dekadensi.
Ia mendorong berkembangnya seni beladiri dikalangan kaum samurai dan
memerintahkan seluruh bangsa untuk hidup secara sederhana. Langkah lainya untuk
membantu keadaan keuangan berusaha mendorong pembukaan tanah pertanian baru dan
pertumbuhan industry. Hasil – hasil perbaikan ini juga tidak memuaskan.
Dengan
bertambahnya kesulitan keuangan, Bakufu dan para daimyo menjadi semakin keras
berusaha memungut pajak dari petani, yang mengakibatkan petani menderita
kemiskinan yang semakin parah. Banyak diantara mereka terpaksa melepaskan
tanahnya dan menjadi buruh tani meskipun beberapa petani yang lebih baik
keadaanya mulai membuka toko minuman keras atau menjadi lintah darat. Petani
yang paling miskin mulai berkelompok untuk membela haknya dengan cara paksa
atau untuk memberontak.
Novel –
novel populer dicetak dalam jumlah besar termasuk share–bone yaitu novel pendek
yang mengambil tema kehidupan di tempat – tempat hiburan dan Yomihon, yaitu
roman –roman sejarah panjang. Dalam
bidang kesenian. Bentuk – bentuk baru seperti nanga yang berasal dari gaya
populer di Cina Ming Ch’ing, atau gaya realisme yang berasal dari penelitian
akan alam seperti yan terlihat dalam karya Maruyama Okyo. Sedangkan seni
mencetak gambar dengan dengan cukilan kayu yang disebut ukiyo-e mengalami
kemajuan dalam segi teknis yang menuju kepada jaman emas nishiki-e (gambar
cetak polychrome). Baik dalam tema
maupun pada pribadi senimanya. Pendidikan
tersebar ke seluruh Negara. Disampin sekolah – sekolah yang diselenggarakan
oleh Bakufu dan Clan, juga terdapat terakoya atau sekolah di kuil, yang
merupakan sumber pendidikan bagi anan – anak pedagang dan petani, dan
merupakantempat dimana mereka dapat memperoleh dasar – dasar pendiikan
diantaranya membaca, menulis, berhitung.
Dalam
bidang ilmu pengetahuan, ajaran konghuchu resmi tetap berlangsung seperti
biasanya, tetapi jaman ini menyaksikan tampilnya Koku-Gaku (studi nasional)
yang mulai mengimbangi perhatian yang berlebihan pada ilmu pengetahuan dari
Cina dengan studi bahasa Jepang kuno, dan menganjurkan kembalinya cara hidup
dan pemikiran kuno dan bersifat pribumi. Deretan sarjana yang dimulai dengan
Kada-No-Azumamaro hingga Kamo-No-Mabuchi, Motoori Norinaga dan Hirata Aksutane,
menandakan suatu kebebasan baru bagi ilmu pengetahuan jepang dan lolosnya dari
pandangan yang sekian lama dikuasai oleh ilmu pengetahuan Cina. Koku-gaku juga
dapat disebut ilmu pengetahuan baru dalam pengertian bahwa orang –orang yang
bertanggung jawab atasnya terutama terdiri dari orang yang berasal dari kelas
pedagang atau petani.
Cabang
ilmu pengetahuan lain ialah ran-gaku atau “ ilmu pengetahuan belanda”. Bahasa
belanda telah lama dikenal oleh para penterjemah untuk bahasa belanda di
Nagasaki, tetapi shogun yoshimune menyuruh Aoki Konyo dan sarjana lain untuk
mempelajari bahasa tersebut. Maeno ryotaku, murid aoki bersama dengan sarjana –
sarjana lain berusaha keras dan berhasil menterjemahkan kitab Tafel anatomia,
karya belanda mengenal anatomi, dan sejak zaman ini bahasa Belanda dan bidang
ilmu pengetahuan yang berhubungan denganya menjadi cabang ilmu pengetauan yang
diakui di Jepang, yang secara menyeluruh dikenal sebagai Ran-gaku. Melalui ilmu
bahasa, cabang ilmu pengetahuan ini berkembang higga mencakup pelajaran dalam
berbagai bidang dari dunia barat, dan banyak pengetahuan baru seperti ilmu
kedokteran, ekonomi, ilmu alam dan kimiadiperkenalkan di Jepang.
Pemerintah Tokugawa mengalami masa
kejayaan yang panjang tetapi pada abad ke-19, kekuasaan Tokugawa mulai
mengalami kemunduran.Kaum samurai makin mengalami kesulitan keuangan dan hutang
yang terus meningkat. Di kota-kota mulai terjadi ketegangan-ketegangan antara
pedagang kaya dengan rakyat miskin, di desa-desa mulai ada perbedaan antara
yang memiliki tanah dan yang tidak memiliki tanah (Suryohadiprojo,1982:21).
Selain penyebab diatas, faktor lain yang meyebabkan runtuhnya pemerintahan
Tokugawa adalah berikut ini
a.Kaikoku (Pembukaan Negara)
Selama kurang lebih 250 tahun Jepang
menutup diri dari pengaruh luar.Jepang tidak menyadari adanya kemajuan-kemajuan
yang diperoleh bangsa barat, terutama dalam bidang industri. Perkembangan
kapitalisme mengakibatkan revolusi industri, sehingga bangsa barat melihat luar
negeri untuk mencari daerah pemasaran bagi hasil industrinya dan mencari sumber
bahan baku yang baru. Menjelang akhir abad ke-17 bangsa barat mendesak untuk
mengadakan hubungan dagang dengan Cina dan Jepang. Bangsa barat yang pertama
datang ke Jepang adalah Rusia (Nurhayati,1987:33)
Pada tahun 1853 Amerika mengirimkan
utusan yang dipimpin oleh Commodore Matthew.C.Perry yang masuk ke Jepang
melalui teluk Edo. Menurut Nurhayati (1987 ;35), Perry membawa surat resmi dari
presiden Amerika Serikat yang menyatakan ingin mengadakan hubungan dagang
dengan Jepang dan juga dijelaskan bahwa kedatangan Perry adalah untuk meminta :
Perlindungan bagi pelaut Amerika yang mengalami kecelakaan di laut. Pembukaan
kota-kota pelabuhan bagi kapal-kapal Amerika untuk melakukan perbaikan kapal
dan menambah perbekalan.Pembukaan kota-kota pelabuhan untuk perniagaan.
Setelah surat itu disampaikan,
pemerintahan bakufu meminta waktu satu tahun untuk mempertimbangkan hal
tersebut. Setahun kemudian Perry kembali lagi ke Jepang dengan membawa armada
perangnya untuk memaksa Jepang agar mau membuka hubungan dengan Amerika.Perry
tidak segan-segan mengancam dengan kekerasan.Rakyat Jepang menolak kedatangan
bangsa asing dan mereka menyerukan slogan yang dikenal dengan Sonno Joi yang berarti hormati Tenno
dan usir kaum biadab (maksudnya orang-orang asing).Mereka menunjukkan sikap
yang anti terhadap bangsa asing. Di beberapa wilayah rakyat Jepang mengadakan
kekacauan-kekacauan untuk mengusir bangsa Barat (Nurhayati,1987:45).
Pada tanggal 31 Maret 1854
pemerintah Tokugawa akhirnya menandatangani perjanjian dengan Amerika di
Kanagawa yakni sebuah kampung nelayan di
Yokohama, lalu Amerika menempatkan Konsul Jendral yang bernama Townsend Harris
di Yokohama. Dengan demikian akhirnya Jepang dibuka setelah pengasingan yang
berlangsung sepanjang 250 tahun dan tidak lagi merupakan sebuah negara
terpencil dari masyarakat dunia (Nurhayati,1987:33).
b. Pemberontakan dalam Negeri
Sejak terjadinya pembukaan negara,
pemberontakan dalam negeri semakin meningkat karena rakyat Jepang tidak
menginginkan perjanjian tersebut ditandatangani oleh pemerintahan Tokugawa,
terutama pihak kekaisaran karena perjanjian itu belum memperoleh izin dari
kaisar.Penandatanganan perjanjian ini menimbulkan kekesalan dan gerakan anti
pemerintahan bakufu yang diwakili oleh daimyo Tozama. Hal-hal yang mereka
tentang antara lain adalah menentang adanya hubungan dagang dengan orang asing,
menginginkan pengembalian fungsi politik kepada kaisar, dan ingin menegakkan
kembali pemujaan terhadap Tenno dan agama Shinto serta kembali pada Shintoisme
yang murni sebagai reaksi dari Ryobu Shinto dan Budhisme (Nurhayati,1987:45).
Perjanjian dengan negara Barat juga
membawa dampak dimana perdagangan berkembang pesat. Golongan petani merupakan
produsen yang sangat membantu kehidupan golongan lain. Tetapi mereka sangat
menderita karena diwajibkan membayar pajak yang sangat tinggi dengan sebagian
hasil panen mereka.Ada semboyan yang berbunyi “kepada petani jangan diberi
kehidupan maupun kematian” artinya bahwa setiap petani harus ditempatkan
sebagai kelas masyarakat yang hanya wajib berproduksi dan membayar pajak.
Akibatnya kehidupan petani semakin
sulit dan akhirnya banyak yang meninggalkan lahan pertaniannya dan menjadi
buruh tani di tanah pertanian orang lain. Mereka juga mulai membentuk
kelompok-kelompok untuk membela haknya dengan kekerasan, memberontak, dan
melawan pemerintah (Nurhayati,1987:19). Pemberontakan petani yang tidak puas
terhadap pemerintah semakin hari semakin mengacaukan keadaan Jepang saat
itu.Disamping bencana alam dan bahaya kelaparan yang sering terjadi pada
pemerintahan Tokugawa menambah semangat rakyat untuk meruntuhkan kedudukan
shogun.
Akibat dari penandatanganan
perjanjian tersebut, pemerintah Tokugawa tidak lagi memperoleh kepercayaan dari
rakyat untuk melindungi mereka dari pengaruh luar dan tidak dapat memberikan
perlindungan terhadap rakyatnya.Alasan ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak
yang ingin menggulingkan kekuasaan Tokugawa.Setelah terjadi beberapa peristiwa
buruk, maka pada tahun 1867 pemerintah Tokugawa menyerahkan kekuasaan pada
kaisar Meiji. Dengan demikian pemerintahan Tokugawa berakhir dan kekuasaan
penuh berada di tangan kaisar (Sihombing,1997:51).
Pada awalnya pemerintahan Shogun
dapat membuat kedamaian.Tetapi di balik itu pemerintahn Shogun mempraktekan
pemerintahan dengan tangan besi dan untuk kepentingan rezimnya. Keluarga
Tokugawa sebagai keluarga Shogun terakhir yang memerintah Jepang sebelum
Restorasi mempunyai koordinasi sebagai berikut:
1. Shogun: sebagai pemimpin
pemerintahan (kaisar hanya sebagai lambang saja).
2. Para Daimyo: sebagai pemerintahan
Gubernur/ Provinsi.
3. Samurai-samurai: sebagai serdadu.
Semua Shogun Tokugawa berpegang pada
tradisi kuno yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan Amaterasu Omokami
dan disusun memerintah dengan tangan besi.Kaisar terakhir pada masa Tokugawa
adalah Keiji sedangkan ibukota negaranya adalah Yedo. Kota tersebut merupakan
pusat administrasi dengan segala hukum dan undang-undangnya yang akan menjamin
supremasi bagi Shogun Tokugawa. Pemerintahan
Shogun selalu menentang aktifitas dan inisiatif dari setiap inidividu.Semua
aktifitas diawasi oleh pemerintah Shogun.Pada pertengahan abad ke-19 bagian
kedua pemerintah Shogun menghadapi keruntuhan.
C. Gokajo no Goseimon
Tokugawa Yoshinobu, Shogun Tokugawa
yang ke-15, menyampaikan pengunduran dirinya kepada kaisar pada bulan November
1867, mengakhiri kekuasaannya yang kurang lebih dua abad lamanya. Pada tanggal
3 Januari 1868 dikeluarkanlah sebuah pernyataan resmi tentang restorasi dan
kemudian dibentuk suatu pemerintahan yang sesuai dengan pola kuno dimana kaisar
menangani masalah-masalah politik.Pada tanggal 3 Januari itu pulalah para
pendukung restorasi mengambil keputusan-keputusan penting tentang peranan
keluarga Tokugawa dalam rezim yang baru.
Pada tanggal 6 April 1868 kaisar
mengeluarkan Sumpah Jabatan (Gokajo no
Goseimon) yang sangat penting yang terdiri dari lima pasal, yang
menggambarkan garis besar asas-asas yang harus dianut oleh pemerintahnya. Isi
dari piagam tersebut yakni :
1.
Dewan-dewan
musyawarah akan dibentuk secara luas dan tiap-tiap kebijaksanaan akan
ditetapkan berdasarkan musyawarah ; golongan tinggi dan rendah harus bersatu
dalam melaksanakan rencana-rencana bangsa dengan penuh gairah ;
2.
Semua
warga sipil dan pejabat militer dan rakyat diijinkan untuk memenuhi cita-cita
mereka, dengan demikian tidak ada ketidak puasan antara mereka.
3.
adat
istiadat masa lalu yang tidak baik harus dihapus, dan asas-asas yang adil dan
wajar haruslah menjadi dasar kebijaksanaan kita ; Pengetahuan harus dicari
keseluruh dunia dan dengan demikian kesejahteraan kerajaan dapat ditingkatkan.
Meskipun pasal yang pertama tidak
dimaksudkan sebagai suatu pernyataan tentang demokrasi modern, sumpah jabatan
itu, bagaimanapun adalah sangat progresif untuk masa itu.Sumpah itu menguatkan
asas politik yang baru berupa mendengarkan pendapat umum dan membuka negeri
bagi hubungan persahabaan dengan semua negeri di dunia.
Pemerintah kerajaan segera
mengumumkan satu rangkaian pemusatan otoritas politis di dalam negara kesatuan,
industrialisasi ekonomi, undang-undang pokok kaisar, wajib militer yang
universal, dan penciptaan suatu sistem pendidikan di seluruh negara.Dengan
demikian di masa datang tidak ada masyarakat yang buta huruf.
Perubahan-perubahan dalam
pemerintahan ini disusul dengan langkah-langkah yang meninggalkan tradisi lama.
Pemerintah baru mencatat kenyataan bahwa Edo merupakan pusat politik bangsa,
dan dalam bulan November 1868 pemerintah secara resmi memberinya nama baru
Tokyo (ibukota sebelah timur). Dalam bulan November kaisar hijrah dari Kyoto ke
ibukota baru itu dalam suatu pawai kebesaran, dan menetapkan kediaman resmi
tetapnya disana pada awal tahun 1869.
Pada umumnya rezim baru itu
menekankan pentingnya kaisar memerintah bangsa.Maka setelah wafatnya kaisar
Komei pada tahun 1866, anak laki-lakinya yang baru berumur empat belas tahun
yaitu Mutsuhito menggantikannya.Semua pengumuman resmi pemerintah baru dibuat
atas namanya. Pada bulan Oktober 1868 Kaisar mengumumkan bahwa masa tahun-tahun
pemerintahannya adalah ”Meiji”
(pemerintahan yang cerah). Dengan demikian maka restorasi kerajaan tahun 1867 –
1868 dikenal dengan nama Restorasi Meiji, dan tahun-tahun antara 1868 – 1912
disebut era Meiji, karena Mutsuhito wafat tahun 1912.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Awal kemunculan shogun bermula pada
kemenangan keluarga Minomoto terhadap keluarga Taira. Perang ini bermula pada konflik yang terjadi
antara Minomoto dan Taira . konflik ini dilatarbelakangi oleh ketidaksenangan
keluarga Minomoto terhadap keluarga Taira yang mencontoh cara – cara bangsawan
dan lebih cenderung mengikuti gaya keluarga Fujiwara yang telah mereka
gulingkan.
Pada
masa keshogunan kamakura industry mengalami kemajuan. Karena dibukanya daerah –
daerah baru untuk penanaman padi dan kemajuan dalam teknik pertanian, produksi
pertanian berlipat ganda dan kerajianan tangan juga mengalami perberkembangan.
Perdagangan tumbuh dengan subur dan pasar –pasar yang diadakan 3 kali dalam
sebulan, berkembang di pusat –pusat dalam shoen, di pusat komunikasi penting,
dan di depan pintu gerbang kuil –kuil dan tempat ibadat. Pembuatan mata uang di
Jepang telah lama dihentikan, tetapi system ekonominya mulai berkembang.
Pemerintah Tokugawa mengalami masa
kejayaan yang panjang tetapi pada abad ke-19, kekuasaan Tokugawa mulai
mengalami kemunduran.Kaum samurai makin mengalami kesulitan keuangan dan hutang
yang terus meningkat. Di kota-kota mulai terjadi ketegangan-ketegangan antara
pedagang kaya dengan rakyat miskin, di desa-desa mulai ada perbedaan antara
yang memiliki tanah dan yang tidak memiliki tanah (Suryohadiprojo,1982:21).
Selain penyebab diatas, faktor lain yang meyebabkan runtuhnya pemerintahan
Tokugawa adalah Kaikoku (Pembukaan
Negara), Pemberontakan
dalam Negeri, dan Gokajo no
Goseimon.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Rosidi, Ajip. Mengenal Jepang. Pusat kebudayaan Jepang Jakarta.
Jakarta. 1981.
2.
Sakamoto, Taro. Jepang dulu dan sekarang, terjemahan oleh Sylvia Tiwon.
Gajah Mada University
Press. Yogyakarta. 1992.
3.
Anonim,2010. Jepang. Tersedia dalam http//:id.wikipedia.org/wiki/Jepang.
Diakses pada 12 Maret 2010.
mbak ini nulis sendiri kah?
BalasHapus