Jumat, 01 Juni 2012

KERJA SAMA NEGARA NEGARA DI ASEA TENGGARA



KERJA SAMA NEGARA NEGARA DI ASEA TENGGARA
( Di Susun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Asia tenggata II )

Oleh :
Nara Setya Wiratama                        (100210302012)
Radna Dwi Astuti                               (100210302041)
Iftah Amalia H.M                              (100210302079)
Zainul mila Afifah                               (100210302095)
Bagus Ariyanto                                  (1002103020



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012










KATA PENGANTAR

            Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KERJA SAMA NEGARA NEGARA DI ASIA TENGARA”.Makalah ini di susun utuk memenuhi tugas  mata kuliah Sejarah Asia tenggara II. Dalam penyusunan makalah ini membutuhkan  saran,petunjuk dan kritik dari para pembaca untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan makalah yang di buat agar kedepannya lebih baik lagi dari sebelumnya.
            Semoga makalah yang di buat ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca dan memberikan tambahan bagi penulis.Akhir kami ucapkan terima kasih.


                                                                                    Jember,18 Desember 2012


                                                                        Penulis








BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Asia Tenggara meliputi Semenanjung Indocina dan Melayu serta beberapa kepulauan di sekitarnya. Terdiri atas sebelas negara yang dapat dibedakan menjadi dua kawasan, yaitu kawasan benua (Myanmar, Thailand, Kampuchea, Laos, Vietnam, dan Malaysia Barat) dan kawasan kepulauan (Malaysia Timur, Singapura, Brunei Darussalam, Indonesia, Timor Leste, dan Filipina). 
Di wilayah Asia khususnya Asia Tenggara terdapat sebuah bentuk kerjasama yang dituangkan dalam sebuah organisasi bernama ASEAN. Kerjasama regional ini berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh 5 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Kelima negara tersebut menyepakati Deklarasi Bangkok yang isi pokoknya adalah bahwa mereka bersepakat untuk bekerjasama dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendorong tercapainya perdamaian regional. Keanggotaan ASEAN mengalami perkembangan ketika Brunei Darussalam diterima sebagai anggota penuh pada tanggal 8 Januari 1984, dan Vietnam menambah jumlah anggota ASEAN menjadi 7 setelah resmi diterima sebagai anggota pada tanggal 28 Juli 1995. Keikutsertaan Myanmar dan Laos menambah anggota ASEAN menjadi 9 anggota.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Bagaimanakah hubungan kerjasama Negara Negara di asia tenggara?
1.2.2        Bagaimanakah latar belakang terbentuknya ASEAN?
1.2.3        Apa sajakah macam macam kerjasama yang di lakukan oleh Negara Negara di kawasan Asia Tenggara?


1.3  Tujuan dan Manfaat
1.3.1        Untuk mengatahui hubungan kerjasama Negara Negara di asia tenggara
1.3.2.  Untuk mengetahui latar belakang terbentuknya ASEAN
1.3.3. Untuk mengetahui macam macam kerjasama yang di lakukan oleh Negara Negara di kawasan Asia Tenggara







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hubungan kerjasama Negara Negara terutama Indonesia di Asia tenggara
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan informasi yang ada di Indonesia, meskipun tidak sebaik dengan perkembangan teknologi dan informasi yang dimiliki oleh Singapura, setidaknya Indonesia masih memiliki pengaruh yang kuat di Asia Tenggara. Ditambah dengan kekuatan yang bersumber dari sektor demografi yang dimiliki Indonesia dan strategisnya posisi Indonesia dalam sektor ekonomi akan membuat posisi tawar menawar Indonesia semakin meningkat. Dan pada akhirnya Indonesia mampu merangkul semua negara ASEAN untuk melakukan kerjasama yang akan memberikan penilaian tersendiri dari negara-negara di Asia Tengara dalam mengukur kekuatan yang dimiliki Indonesia.
a.      Indonesia-Malaysia
Hubungan antardua negara Indonesia-Malaysia belum berlandaskan solidaritas yang saling mengerti dan menghargai perasaan nasional masing-masing. Hal ini dibuktikan dengan adanya serangkaian konflik antara Indonesia-Malaysia selama ini. Semakin hari, seiring dengan terpuruknya perekonomian Indonesia, Malaysia merasa superior dibandingkan Indonesia dan rendah dalam memandang Indonesia.

Hubungan tak baik antara Indonesia dan Malaysia sudah dimulai sejak pembentukan negara Malaysia yang didukung oleh kolonialisme Inggris. Kala itu bergema slogan yang sangat kuat: Ganyang Malaysia. Indonesia pun siap mengerahkan segala sumber daya nasional mulai dari militer sampai kesenian untuk menghancurkan negara boneka imperialis Inggris: Malaysia.


b.      Indonesia-Singapura
Bila menilik sekelumit sejarah Singapura, keterhubungan Indonesia dengannya sangat erat. Tak hanya kedekatan secara geografis, akan tetapi kesejarahan yang tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Interaksi sejarah yang masih terkenang adalah pada saat peristiwa Ganyang Malaysia pada 1963. Singapura dan Brunei bergabung dengan Malaysia memerangi Indonesia. Akan tetapi, ketika terjadi kerusuhan antara China dan ras Melayu, Tengku Abdurrahman melepaskan Singapura supaya Melayu menjadi mayoritas di Malaysia. Bahkan diwartakan, kerusuhan rasial yang terjadi di Negeri Singa itu didalangi Jakarta.
Di era Soekarno, konfrontasi ini bermula. Atas nama menentang neokolonialisme, Soekarno berteriak. Fase historis selanjutnya dijalani oleh negara yang serumpun ini dengan berbagai jalinan hubungan kerja sama. Sama-sama perintis terbentuknya ASEAN, Singapura dan Indonesia memadu kasih dengan keserasian. Pada era Soeharto, nyaris tak ada konflik. Bahkan, bertahun-tahun di bawah kepemimpinan Soeharto,Singapura bebas melakukan latihan militer bersama. Pada masa orde baru yang panjang itu, hubungan kedua negara dimulai dengan saling curiga karena warisan lama dan ketakutan Indonesia untuk “diakali” oleh Singapura. Akan tetapi setelah lebih dari dua puluh lima tahun Indonesia membangun, akhirnya tumbuh hubungan yang didasarkan atas kesadaran keduabelah pihak dan adanya sifat saling membutuhkan yang nampak dari banyaknya pembangunan proyek bersama dan besarnya investasi Singapura di Indonesia.
c.       Indonesia-Vietnam
Hanya sedikit bangsa-bangsa di dunia yang kemerdekaannya diperoleh dengan perjuangan bersenjata dan diplomasi. Dua di antaranya adalah Indonesia dan Vietnam.
Hubungan diplomatik RI-Vietnam ditandai dengan pembukaan Konsulat RI di Hanoi pada 30 Desember 1955, yang selanjutnya ditingkatkan menjadi Kedutaan Besar RI pada 10 Agustus 1964. Hubungan RI-Vietnam memasuki tataran baru dengan ditandatanganinya “Declaration on the Framework of Friendly and Comprehensive Partnership Entering the 21st Century” pada saat kunjungan resmi Presiden RI Megawati Soekarno Putri ke Hanoi, 25-27 Juni 2003. Kedua negara telah menyepakati untuk menyusun Plan of Action (PoA) Deklarasi Kemitraan Komprehensif RI-Vietnam yang berisikan arah dan sasaran hubungan bilateral kedua negara.
Dalam rangka meningkatkan kerjasama budaya pun, Vietnam bersama-sama dengan Myanmar, Kamboja, Laos dan Thailand juga telah ikut berpartisipasi pada serangkaian kegiatan bertajuk “Cultural Heritage Tourism Cooperation – Trail of Civilization” yang diadakan Indonesia di Yogyakarta, 28-30 Agustus 2006. Pertemuan tersebut menghasilkan Borobudur Declaration dan Borobudur Plan of Action. Deklarasi dimaksud diharapkan dapat meningkatkan kerjasama pariwisata, khususnya dalam hal wisata religi Agama Budha.

2.2 Macam macam kerjasama yang di lakukan oleh Negara Negara di kawasan Asia Tenggara 
A. ASEAN (Association of South East Asia Nation
Terbentuk pada tahun 8 Agustus 1967 ditandai dengan ditandatanganinya Deklarasi Bangkok. Pada saat itu, Deklarasi Bangkok ditandatangini oleh lima perwakilan negara yaitu Mentri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina.
ASEAN didirikan pada saat perang dingin berlangsung, hal itu yang membedakan ASEAN dengan organisasi internasional lainnya. ASEAN bukan merupakan organisasi regional pertama yang ada di Asia Tenggara. Sebelum ASEAN terbentuk terdapat beberapa organisasi regional di Asia Tenggara namun ruang lingkup dan anggota negara yang terbatas yaitu SEATO (Southeast Asia Treaty Organiszation), ASA (Association of South East Asia), dan Maphilindo. SEATO merupakan organisasi regional yang dibentuk untuk membendung pengaruh komunis di Asia Tenggara oleh Amerika. ASA merupakan organisasi pertama yang sepenuhnya dibentuk oleh negara-negara Asia Tenggara yaitu Malaysia, Philipina, dan Thailand. Sedangkan Maphilindo beranggotakan Indonesia, Malaysia, dan Philipina namun organisasi ini tidak berlangsung lama karena adanya politik konfrontasi oleh Soekarno. SEATO, ASA, dan Maphilindo tidak berumur panjang karena dinilai masih terdapat campur tangan negara besar lainnya di dalam kerjasama regional tersebut.
 
Berdirinya ASEAN merupakan hasil dari rasa kepercayaan yang tinggi terhadap sesama anggotanya. Adanya rasa kepercayaan yang tinggi dan keinginan untuk tetap menjaga hubungan baik dengan sesama negara di Asia Tenggara mendorong terbentuknya ASEAN. Pada awal mula pembentukan ASEAN beranggotakan lima negara yaitu Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand dan Philipina. Kelima negara tersebut merupakan negara pemrakarsa ASEAN. Keanggotaan ASEAN terbuka untuk negara-negara Asia Tenggara, oleh karena itu, pada perkembangannya negara-negara Asia Tenggara lainnya turut bergabung dalam ASEAN diantaranya yaitu Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja. Negara-negara anggota ASEAN memiliki bentuk pemerintahan yang berbeda-beda, oleh karena itu, negara-negara ASEAN memiliki prinsip non interference yaitu prinsip yang tidak mencampuri urusan negara lain.
ü  Factor factor terbentuknya ASEAN
•Faktor internal yaitu adanya tekad bersatu untuk memperjuangkan kepentingan bersama dan sama-sama sebagai bekas negara jajahan barat.
•Faktor eksternal yaitu adanya perang Vietnam (Indo-Cina) dan sikap RRC ingin mendominasi Asia Tenggara

ü  Tujuan ASEAN dituangkan dalam Deklarasi Bangkok yaitu:
1.      Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara melalui usaha bersama dalam semangat kesamaan dan persahabatan untuk memperkokoh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai
2.      Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan ketertiban hukum di dalam hubungan antara negara-negara kawasan ini serta memeatuhi prinsi-prinsip Piagam PBB
3.      Meningkatkan kerjasama yang aktis saling membantu dalam masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama dibidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi
4.      Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana pelatihan penelitian dalam bidang pendidikan, profesi, tehnik, dan administrasi
5.      Bekerjasama lebih efektif guna meningkatkan pemanfaatan pertanian dan industri mereka, memperluas perdagangan dan pengkajian masalah-masalah komoditi internasional, memperbaiki sarana-sarana pengangkut dan komunikasi serta meningkatkan taraf hidup mereka
6.      Memelihara kerjasama yang erta dan bergua dengan pelbagai organisasi internasioal dan regional yang mempunyai tujuan serupa, dan untuk menjajagi segala kemungkinan untuk saling bekerjasama secara erat diantara mereka
ü  Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:
  • Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional setiap negara
  • Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif atau koersi pihak luar
  • Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
  • Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
  • Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan
  • Kerjasama efektif antara anggota
ü  Anggota ASEAN
Sekarang, ASEAN beranggotakan semua negara di Asia Tenggara (kecuali Timor Leste dan Papua Nugini). Berikut ini adalah negara-negara anggota ASEAN:
B. SEATO
Southeast Asia Treaty Organization (SEATO) adalah sebuah organisasi internasional untuk pertahanan kolektif yang ditandatangani pada 8 September 1954. Lembaga formal didirikan SEATO pada pertemuan mitra perjanjian di Bangkok pada Februari 1955. Hal itu terutama dibuat untuk memblokir lebih lanjut komunis keuntungan di Asia Tenggara.. Markas organisasi terletak di Bangkok, Thailand. SEATO dibubarkan pada tanggal 30 Juni 1977.
sejak tahun 1950-an, Politik bebas aktif Indonesia bukan sikap melawan AS, tetapi oleh AS dinilai kurang tegas dalam memihak blok Barat melawan blok komunis. AS membentuk Organisasi Pakta Pertahanan Asia Tenggara (Southeast Asia Treaty Organization atau SEATO) untuk menghimpun kekuatan Asia Tenggara di bawah pimpinan AS dan Inggeris untuk melawan blok komunis, tetapi Indonesia tidak ikut serta di dalamnya. Indonesia dengan Dasar Negara Pancasila tidak setuju dengan paham komunis dan akan selalu menjaga agar paham komunis tidak menguasai Indonesia. Akan tetapi Indonesia tidak mau memihak blok Barat karena mempunyai sikap politik bebas aktif. Demikian pula sekarang, Indonesia melawan terrorisme dari mana pun datangnya, tetapi tidak berarti Indonesia harus dalam segala hal memihak AS. Sikap demikian ini tidak dikehendaki AS sejak dulu.
Akan tetapi Indonesia terlalu luas wilayahnya dan terlalu besar penduduknya untuk memungkinkan persatuan Asia Tenggara berjalan lancar dan efektif tanpa Indonesia. Sebab itu SEATO dari semula hingga akhir tidak efektif, demikian pun usaha lain untuk menyatukan Asia Tenggara tanpa Indonesia.
ü  Anggota SEATO
•     Australia Australia
•     Bangladesh (as East Pakistan ) Bangladesh (sebagai Pakistan Timur)
•     France Perancis
•     New Zealand Selandia Baru
•     Pakistan Pakistan
•     Philippines Filipina
•     Thailand Thailand
•     United Kingdom Kerajaan Inggris
•     United States Amerika Serikat 

SEATO merupakan aliansi militer pimpinan AS didirakan tahun 1954 untuk membantu perlawanan terhadap ekspansi komunis di Asia Tenggara. SEATO merupakan keseimbangan tradisional dari pendekatan kekuasaan via aliansi eksternal untuk keamanan regional. Sejak Malaysia dan Singapura dikolonisasi oleh Inggris, mereka bukan lagi anggota SEATO. Indonesia juga menolak masuk sebagai anggota SEATO. Negara-negara baru ini memiliki pandangan bahwa masalah regional semestinya diselesaikan oleh badan lokal.
Pembentukan SEATO merupakan tanggapan terhadap permintaan bahwa daerah Asia Tenggara dilindungi terhadap ekspansionisme komunis, terutama karena diwujudkan melalui agresi militer di Korea dan Indocina dan melalui subversi didukung oleh pasukan bersenjata yang terorganisir di Malaysia dan Filipina. Vietnam, Kamboja, dan Laos (negara penerus dari Indocina) tidak dipertimbangkan untuk keanggotaan dalam SEATO untuk alasan yang berhubungan dengan perjanjian Jenewa tahun 1954 di Vietnam. Negara-negara yang, bagaimanapun, diberikan perlindungan militer oleh protokol. Negara-negara lain dari Asia Selatan dan Tenggara lebih suka mempertahankan mereka kebijakan luar negeri dari nonalignment. Perjanjian itu ditetapkan tujuan sebagai ketentuan hanya dan termasuk defensif untuk membantu diri sendiri dan saling membantu dalam mencegah dan melawan kegiatan subversif dari luar dan kerjasama dalam mempromosikan kemajuan ekonomi dan sosial. SEATO tidak memiliki kekuatan berdiri tetapi mengandalkan kekuatan mencolok mobile dari negara-negara anggotanya, yang terlibat dalam latihan militer gabungan. 
C.ASA
Tahun 1961, dengan dukungan Filipina dan Thailand, Malaya pada akhirnya membentuk suatu organisasi budaya dan ekonomi yang dikenal sebagai Asosiasi Asia Tenggara (ASA=Association of Southeast Asia) yang bertujuan mendorong kerjasama ekonomi dan budaya. Namun tidak efektif karena adanya perseteruan diantara negara anggotanya, terutama Filipina-Malaysia dalam kasus Sabah.

Lalu ada Maphilindo (Malaysi-Philipina-Indonesia), tetapi pecah ketika Indonesia melancarkan konfrontasi dengan Malaysia.ASA dibangkitkan kembali dan ditata ulang pada bulan Maret 1966 setelah Ferdinand Marcos mengubah kebijakannya atas Sabah. Namun Indonesia menolak bergabung karena ASA dianggap pro-Barat. 
ASEAN diusulkan menggantikan ASA. Adam Malik, Menlu Indonesia tidak berhasil menarik Burma (Myanmar) dan Kamboja untuk bergabung, namun keanggotaan terbuka bagi seluruh negara-negara Asia Tenggara yang menganut tujuan dan dasar-dasar ASEAN.    
      
Kepemimpinan Indonesia telah terlaksana dalam tingkat tertentu, meskipun tidak selalu sejalan dengan Indonesia sendiri. Tetapi dalam berbagai isu penting, pandangan Indonesia selalu dipertimbangkan. Contohnya: dibawah desakan Adam Malik, suatu ketentuan mengenai dasar pertahanan sementara dari pangkalan militer asing di wilayah regional dimasukkan kedalam deklarasi ASEAN.Indonesia selalu memandang pangkalan militer asing di Asia Tenggara sebagai suatu ancaman terhadap kemerdekaan Asia Tenggara, terutama Indonesia. Pangkalan militer asing juga dilihat sebagai suatu hambatan terhadap peran Indonesia didalam masalah-masalah regional.
Pembentukan ASEAN didukung oleh 5 negara di wilayah Asteng, karena dianggap memenuhi kepentingan nasional dari masing-masing anggota. Malaysia, dibawah Tunku Abdul Rahman, berkeinginan untuk bergabung dengan organisasi ini, karena organisasi ini dianggap suatu cara untuk mendorong kerjasama regional, terutama dengan Indonesia.Singapura yang didominasi etnis Cina, yang merupakan bagian dari Malaysia (1963-1965), menunjukkan keinginannya menjadi anggota, dengan maksud untuk menekankan identitas Asia Tenggara.
Thailand tertarik untuk bergabung dengan ASEAN, karena organisasi ini dianggap kelanjutan dari ASA dengan keanggotaan lebih luas, ASEAN dipandang sebagai pertahanan politik kolektif dalam menghadapi negara-negara yang mengancam, yaitu negara-negara tetangga yang komunis.
Filipina di bawah Ferdinand Marcos ingin memiliki identitas Asia Tenggara melalui suatu organisasi regional karena dianggap suatu negara Khatolik dan bekas koloni AS, seringkali dilihat oleh sebagian negara Asia Tenggara lainnya sebagai non-Asia Tenggara.


D.MAPILIPINDO
Setelah ASA tidak dapat bertahan lama karena terjadi konflik antara Filipina dan Malaysia atas status daerah sabah yang diklaim sebagai bagian dari wilayah Filipina.Konflik tersebut kemudian mendorong terbentuknya organisasi Maphilindo (Malaya, Philipina dan Indonesia) pada tahun 1963.Maphilindo merupakan gagasan untuk menyatukan Ras melayu yang ada di wilayah Malaya, Philipina dan Indonesia.Akan tetapi usaha tersebut gagal dengan dibentuknya negara Malaysia oleh Inggris sehingga Indonesia dan Philipina menentang pembentukan negara Malaysia itu 
Maphilindo (singkatan Malaya, Philipina dan Indonesia) adalah sebuah rencana konfederasi non-politik untuk 3 negara diatasRencana awalnya adalah menciptakan 1 negara berdasarkan konsep ras Melayu yang akan dilakukan oleh Wenceslao Vinzons pada era pemerintahan persemakmuran di Philipina. Disana dia mengusulkan sebuah Persatuan Ras Malaya - sebuah ide Malaya Irredentia (Malaya Irredentia juga sebuah alternatif nama selain MaphilindoPada Juli 1963, Presiden Diosdado Macapagal dari Philipina menyelenggarakan sebuah pertemua di Manila. 
Maphilindo direncanakan sebagai sebuah realisasi dari mimpi Jose Rizal, yang berupaya menyatukan seluruh penduduk Melayu, yang telah dibelah - belah oleh para negara kolonialMaphilindo dideskripsikan sebagai sebuah asosiasi regional yang akan membahas isu isu umum dalam semangat konsensus. Tapi Maphilindo juga dilihat sebagai sebuah taktik dari Jakarta dan Manila untuk menunda, atau malah mencegah pembentukan Federasi Malaysia. Manila punya klaim ke Sabar (British North Borneo), dan Jakarta memprotes pembuatan Negara Malaysia sebagai antek imperalis Inggris. Rencana ini gagal ketika Soekarno mengadopsi taktik konfrontasi dgn Malaysia. Perkembangan dari ASEAN dikemudian hari akhirnya membuat proyek ini tidak muncul ke permukaan lagi



2.3 Kerjasama-kerjasama ASEAN 
1.  Kerjasama di Bidang Ekonomi 
Sejak KTT I di Bali tahun 1976, para menteri ekonomi ASEAN telah meningkatkan kegiatan mereka. Dalam Deklarasi Kesepakatan ASEAN dinyatakan bahwa dalam rangka kerjasama di bidang ekonomi beberapa program kegiatan telah disetujui, yaitu antara lain :
ü  Komoditi utama, terutama pangan dan energi
ü  Kerjasama di bidang industri
ü  . Kerjasama di bidang perdagangan
ü  Pendekatan bersama atas persoalan komoditi internasional dan persoalan ekonomi di luar kawasan ASEAN
ü  . Mekanisme kerjasama ekonomi ASEAN.
2. Sektor Perdagangan dan Pariwisata 
Kegiatan-kegiatan sektor ini telah mencapai banyak hasil yang nyata. Sejak bulan Januari 1978 telah berlaku perjanjian Preferensi Perdagangan. Perjanjian tersebut telah disahkan oleh kelima negara anggota ASEAN pada tahun 1977.
Selama ini pengurangan tarif pada umumnya berkisar antara 10%-20%. Pengurangan sebesar ini dirasakan sangat kurang dan mulai tahun 1981 diharapkan semua negara ASEAN dapat melaksanakan pengurangan sampai 20%-25% untuk komoditi yang tercantum dalam PTA. 
Dalam upaya meningkatkan ekspor, diusahakan kerjasama dengan pemerintah Belanda dan Pasar Bersama Eropa. Selanjutnya pada tahun 1981 telah dibuka ASEAN Trade Promotin Centre di Rotterdam yang didahului oleh suatu ASEAN Food Fair.
Dalam rangka mengingkatkan ekspor ke Jepang dan untuk menggalakkan investasi serta arus wisata Jepang ke Negara-negara ASEAN, dengan kerjasama pemerintahan Jepang, telah didirikan ASEAN Promotion Centre Of Trade, Investment and Tourism di Tokyo.
Dalam sector pariwisati ini sendiri telah diusulkan sebuah proyek mengenai ASEAN sebesar 25% potongan tarif biasa dalam rangka kerjasama dengan perusahaan-perusahaan penerbangan ASEAN.
3. Sektor Pangan, Pertanian dan Kehutanan 
Sesuai dengan kesepakatan ASEAN, salah satu program kerjasama ASEAN yang sangat penting adalah dalam bidang pangan. Sebagi kelanjutan kerjasama dalam bidang pangan tersebut, pada tanggal 4 Oktober 1979 para Menteri Luar Negeri ASEAN telah menandatangani ASEAN Security Reserver Agreement. Cadangan tersebut mengutamakan beras dan dititikberatkan untuk keperluan darurat tanpa terlalu mempersoalkan masalah harga. Jumlah penyangga beras yang telah disepakati dalam Food Security Reserve tersebut dibagi di antara keenam Negara ASEAN.
4.  Sektor Industri, Pertambangan dan Energi 
Pada tahun 1978 telah diselesaikan suatu Draft Basic Agreement In ASEAN Industrial Projects (Konsep Persetujuan Dasar tentang Proyek-Proyek Industri ASEAN). Kemudian perjanjian tersebut ditandatangani oleh Menteri-Menteri Luar Negeri ASEAN pada tahun 1980. Dalam hubungan ini, pada tahap pertama telah disepakati pendirian sebuah proyek industry ASEAN di tiap-tiap Negara anggota yakni :
1. Proyek Pupuk Urea di Indonesia
2. Proyek Pupuk Urea di Malaysia
3. Proyek Super Fosfat di Filipina
4. Proyek Mesin Diesel di Singapura
5. Proyek Abu Soda di Thailand
5. Sektor Keuangan dan Perbankan 
Pada tahun 1981 atas usaha ASEAN Banking Council (Dewan Perbankan ASEAN) telah dibentuk ASEAN Finance Coorporation dengan Modal US $100 juta. Jumlah ini dibagi rata antara negara-negara ASEAN.
ASEAN Swap Arrangement (Rencana Swap ASEAN) adalah persetujuan yang ditandatangani pada tanggal 5 Agustus 1977. Badan ini memungkinkan salah satu Negara anggota yang menghadapai masalah likuiditas untuk menukarkan mata uangnya ke dalam US $ 100 juta, kemudian dinaikkan menjadi US $ 200 juta melalui persetujuan tambahan yang ditandatangani pada tanggal 26 September 1978
6. Bidang Sosial Budaya 
Di dalam Deklarasi Kesepakatan ASEAN (Declaration Of ASEAN Concord) khususnya untuk bidang sosial budaya ditetapkan kerangka kerjasama sebagai berikut
Sosial
1. Kerjasama dalam bidang pembangunan sosial, dengan penekanan pada kesejahteraan golongan berpendapatan rendah dan penduduk pedesaan, melalui perluasan kesempatan kerja yang produktif dengan pembayaran yang wajar.
2. Bantuan bagi ikut sertanya secara aktif semua aktor dan lapisan masyarakat ASEAN, terutama kaum wanita dan pemuda, dalam usaha pembangunan.
3. Intensifikasi dan perluasan kerjasama yang telah ada dalam menanggulangi masalah perkembangan penduduk di dalam wilayah ASEAN dan dimana mungkin, menyusun teori strategi baru dalam bekerjasama dengan badan-badan internasional yang bersangkutan.
4. Intensifikasi kerjasama antar Negara anggota sebagaimana juga dengan badan-badan internasional yang berhubungan dengan itu dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika dan pengedaran obat bius secara tidak sah.
Kebudayaan dan Penerangan
1. Perkenalan ASEAN dan Negara-negara anggotanya melalui sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya
2. Bantuan kepada cendekiawan, penulis, artis, dan wakil mass media ASEAN untuk memungkinkan mereka memainkan peranan yang lebih aktif dalam memupuk rasa kepribadian dan persahabatan regional
3. Menyebarluaskan pengkajian masalah-masalah Asia Tenggara melalui kerjasama yang lebih erat antara lembaga-lembaga nasional.


Pendidikan dan Beasiswa 
Beberapa tahun belakangan ini kegiatan ASEAN di bidang pendidikan sangat besar. Diantara kegiatan yang sangat menarik adalah di bidang pemberia beasiswa kepada para siswa dan mahasiswa dari Negara-negara ASEAN. Institute Tekhnologi Asia di Bangkok setiap tahun menerima mahasiswa dari Negara-negara ASEAN untuk mempelajari dan mendalami satu bidang tertentu atas biaya pemerintah Amerika Serikat.
Dalam hal ini pemerintah Singapura setiap tahun menawarkan beasiswa kepada Negara-negara ASEAN lainnya. Untuk periode 1981-1982 telah ditawarkan sebanyak 93macam latihan khusus. Diantara latihan yang dberikan adalah penglolaan jasa pelabuhan udara, kesehatan dan keselamatan kerja industri, komunikasi bahari dan lain-lain.
Negara-negara ASEAN untuk tahun 1980-1981 memanfaatkan beasiswa untuk belajar di Universitas di Negara-negara ASEAN sendiri dan Jepang atas biaya yang diberikan oleh ASEAN-Japan Scholarship Fund (Dana Beasiswa ASEAN-Jepang). Juga ada beasiswa yang diberikan oleh Negara Belgia.
Bantuan Negara ketiga
Perhatian Negara ketiga terhadap ASEAN makin lama semakin besar. Perhatian itu antara lain berupa bantuan-bantuan yang diberikan oleh Jepang, Australia, Amerika Serikat, dan Masyarakat Eropa.
7.Kerjasama dengan Pihak Swasta 
Para Menteri Ekonomi ASEAN telah menyetujui suatu kebijaksanaan untuk meningkatkan peran serta pihak swasta ASEAN dalam kerjasama ASEAN. Kamar dagang dn Industri ASEAN (ASEAN Chamber Of Commerce and Industri-CCI) adalah suatu badan swasta ASEAN yang menghimpun dan mengkoordinasikan kerjasama sektor swasta ASEAN.
Dalam hubungan ini ASEAN-CCI telah mengambil prakarsa bagi pendirian proyek industri komplementasi ASEAN dan industri ASEAN, ASEAN Industrial Joint Venture. Kini telah mulai pula diadakan kontak dengan kelompok kerja Pangan, Pertanian dan Kehutanan (Working Group On Food, Agriculture dan Foresty).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar