KERJA SAMA NEGARA NEGARA DI ASEA
TENGGARA
(
Di Susun guna memenuhi tugas Mata Kuliah
Sejarah Asia tenggata II )
Oleh :
Nara Setya Wiratama (100210302012)
Radna Dwi Astuti (100210302041)
Iftah Amalia H.M (100210302079)
Zainul mila Afifah (100210302095)
Bagus Ariyanto (1002103020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KERJA SAMA NEGARA NEGARA DI ASIA
TENGARA”.Makalah ini di susun utuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Asia tenggara II. Dalam
penyusunan makalah ini membutuhkan
saran,petunjuk dan kritik dari para pembaca untuk mengetahui kekurangan
dan kelebihan makalah yang di buat agar kedepannya lebih baik lagi dari
sebelumnya.
Semoga
makalah yang di buat ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca dan memberikan
tambahan bagi penulis.Akhir kami ucapkan terima kasih.
Jember,18 Desember 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asia Tenggara meliputi Semenanjung Indocina dan Melayu
serta beberapa kepulauan di sekitarnya. Terdiri atas sebelas negara yang dapat
dibedakan menjadi dua kawasan, yaitu kawasan benua (Myanmar, Thailand,
Kampuchea, Laos, Vietnam, dan Malaysia Barat) dan kawasan kepulauan (Malaysia
Timur, Singapura, Brunei Darussalam, Indonesia, Timor Leste, dan Filipina).
Di wilayah Asia khususnya Asia Tenggara terdapat sebuah
bentuk kerjasama yang dituangkan dalam sebuah organisasi bernama ASEAN.
Kerjasama regional ini berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh 5 negara yaitu
Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Kelima negara tersebut
menyepakati Deklarasi Bangkok yang isi pokoknya adalah bahwa mereka bersepakat
untuk bekerjasama dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendorong
tercapainya perdamaian regional. Keanggotaan ASEAN mengalami perkembangan
ketika Brunei Darussalam diterima sebagai anggota penuh pada tanggal 8 Januari
1984, dan Vietnam menambah jumlah anggota ASEAN menjadi 7 setelah resmi
diterima sebagai anggota pada tanggal 28 Juli 1995. Keikutsertaan Myanmar dan
Laos menambah anggota ASEAN menjadi 9 anggota.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimanakah hubungan kerjasama Negara
Negara di asia tenggara?
1.2.2
Bagaimanakah latar belakang terbentuknya
ASEAN?
1.2.3
Apa sajakah macam macam kerjasama yang
di lakukan oleh Negara Negara di kawasan Asia Tenggara?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1
Untuk mengatahui hubungan kerjasama
Negara Negara di asia tenggara
1.3.2. Untuk mengetahui latar belakang terbentuknya
ASEAN
1.3.3.
Untuk mengetahui macam macam kerjasama yang di lakukan oleh Negara Negara di
kawasan Asia Tenggara
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Hubungan kerjasama Negara Negara terutama Indonesia di Asia tenggara
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan informasi yang ada
di Indonesia, meskipun tidak sebaik dengan perkembangan teknologi dan informasi
yang dimiliki oleh Singapura, setidaknya Indonesia masih memiliki pengaruh yang
kuat di Asia Tenggara. Ditambah dengan kekuatan yang bersumber dari sektor
demografi yang dimiliki Indonesia dan strategisnya posisi Indonesia dalam
sektor ekonomi akan membuat posisi tawar menawar Indonesia semakin meningkat.
Dan pada akhirnya Indonesia mampu merangkul semua negara ASEAN untuk melakukan
kerjasama yang akan memberikan penilaian tersendiri dari negara-negara di Asia
Tengara dalam mengukur kekuatan yang dimiliki Indonesia.
a.
Indonesia-Malaysia
Hubungan antardua negara Indonesia-Malaysia belum
berlandaskan solidaritas yang saling mengerti dan menghargai perasaan nasional
masing-masing. Hal ini dibuktikan dengan adanya serangkaian konflik
antara Indonesia-Malaysia selama ini. Semakin hari, seiring dengan terpuruknya
perekonomian Indonesia, Malaysia merasa superior dibandingkan Indonesia dan
rendah dalam memandang Indonesia.
Hubungan tak baik antara Indonesia dan Malaysia sudah dimulai
sejak pembentukan negara Malaysia yang didukung oleh kolonialisme Inggris. Kala
itu bergema slogan yang sangat kuat: Ganyang Malaysia. Indonesia pun siap
mengerahkan segala sumber daya nasional mulai dari militer sampai kesenian
untuk menghancurkan negara boneka imperialis Inggris: Malaysia.
b.
Indonesia-Singapura
Bila menilik sekelumit sejarah Singapura, keterhubungan
Indonesia dengannya sangat erat. Tak hanya kedekatan secara geografis, akan
tetapi kesejarahan yang tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Interaksi sejarah
yang masih terkenang adalah pada saat peristiwa Ganyang Malaysia pada 1963.
Singapura dan Brunei bergabung dengan Malaysia memerangi Indonesia. Akan
tetapi, ketika terjadi kerusuhan antara China dan ras Melayu, Tengku
Abdurrahman melepaskan Singapura supaya Melayu menjadi mayoritas di Malaysia.
Bahkan diwartakan, kerusuhan rasial yang terjadi di Negeri Singa itu didalangi
Jakarta.
Di era Soekarno, konfrontasi ini bermula. Atas nama menentang
neokolonialisme, Soekarno berteriak. Fase historis selanjutnya dijalani oleh
negara yang serumpun ini dengan berbagai jalinan hubungan kerja sama. Sama-sama
perintis terbentuknya ASEAN, Singapura dan Indonesia memadu kasih dengan
keserasian. Pada era Soeharto, nyaris tak ada konflik. Bahkan, bertahun-tahun
di bawah kepemimpinan Soeharto,Singapura bebas melakukan latihan militer
bersama. Pada masa orde baru yang panjang itu, hubungan kedua negara dimulai
dengan saling curiga karena warisan lama dan ketakutan Indonesia untuk
“diakali” oleh Singapura. Akan tetapi setelah lebih dari dua puluh lima tahun
Indonesia membangun, akhirnya tumbuh hubungan yang didasarkan atas kesadaran
keduabelah pihak dan adanya sifat saling membutuhkan yang nampak dari banyaknya
pembangunan proyek bersama dan besarnya investasi Singapura di Indonesia.
c.
Indonesia-Vietnam
Hanya sedikit bangsa-bangsa di dunia yang kemerdekaannya
diperoleh dengan perjuangan bersenjata dan diplomasi. Dua di antaranya adalah
Indonesia dan Vietnam.
Hubungan diplomatik RI-Vietnam ditandai dengan pembukaan
Konsulat RI di Hanoi pada 30 Desember 1955, yang selanjutnya ditingkatkan
menjadi Kedutaan Besar RI pada 10 Agustus 1964. Hubungan RI-Vietnam memasuki
tataran baru dengan ditandatanganinya “Declaration on the Framework of Friendly
and Comprehensive Partnership Entering the 21st Century” pada saat kunjungan
resmi Presiden RI Megawati Soekarno Putri ke Hanoi, 25-27 Juni 2003. Kedua
negara telah menyepakati untuk menyusun Plan of Action (PoA) Deklarasi
Kemitraan Komprehensif RI-Vietnam yang berisikan arah dan sasaran hubungan
bilateral kedua negara.
Dalam rangka meningkatkan kerjasama budaya pun, Vietnam
bersama-sama dengan Myanmar, Kamboja, Laos dan Thailand juga telah ikut
berpartisipasi pada serangkaian kegiatan bertajuk “Cultural Heritage Tourism
Cooperation – Trail of Civilization” yang diadakan Indonesia di Yogyakarta,
28-30 Agustus 2006. Pertemuan tersebut menghasilkan Borobudur Declaration dan
Borobudur Plan of Action. Deklarasi dimaksud diharapkan dapat meningkatkan
kerjasama pariwisata, khususnya dalam hal wisata religi Agama Budha.
2.2
Macam macam kerjasama yang di lakukan oleh Negara Negara di kawasan Asia
Tenggara
A. ASEAN (Association of South East Asia Nation)
Terbentuk pada
tahun 8 Agustus 1967 ditandai dengan ditandatanganinya Deklarasi Bangkok. Pada
saat itu, Deklarasi Bangkok ditandatangini oleh lima perwakilan negara yaitu
Mentri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina.
ASEAN didirikan
pada saat perang dingin berlangsung, hal itu yang membedakan ASEAN dengan
organisasi internasional lainnya. ASEAN bukan merupakan organisasi regional
pertama yang ada di Asia Tenggara. Sebelum ASEAN terbentuk terdapat beberapa
organisasi regional di Asia Tenggara namun ruang lingkup dan anggota negara
yang terbatas yaitu SEATO (Southeast Asia Treaty Organiszation), ASA (Association
of South East Asia), dan Maphilindo. SEATO
merupakan organisasi regional yang dibentuk untuk membendung pengaruh komunis
di Asia Tenggara oleh Amerika. ASA merupakan
organisasi pertama yang sepenuhnya dibentuk oleh negara-negara Asia Tenggara
yaitu Malaysia, Philipina, dan Thailand. Sedangkan
Maphilindo beranggotakan Indonesia, Malaysia, dan Philipina namun organisasi
ini tidak berlangsung lama karena adanya politik konfrontasi oleh Soekarno.
SEATO, ASA, dan Maphilindo tidak berumur panjang karena dinilai masih terdapat
campur tangan negara besar lainnya di dalam kerjasama regional tersebut.
Berdirinya ASEAN
merupakan hasil dari rasa kepercayaan yang tinggi terhadap sesama anggotanya.
Adanya rasa kepercayaan yang tinggi dan keinginan untuk tetap menjaga hubungan
baik dengan sesama negara di Asia Tenggara mendorong terbentuknya ASEAN. Pada awal mula
pembentukan ASEAN beranggotakan lima negara yaitu Malaysia, Indonesia,
Singapura, Thailand dan Philipina. Kelima negara tersebut merupakan negara
pemrakarsa ASEAN. Keanggotaan ASEAN terbuka untuk negara-negara Asia
Tenggara, oleh karena itu, pada perkembangannya negara-negara Asia Tenggara
lainnya turut bergabung dalam ASEAN diantaranya yaitu Brunei Darussalam,
Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja. Negara-negara anggota ASEAN memiliki
bentuk pemerintahan yang berbeda-beda, oleh karena itu, negara-negara ASEAN
memiliki prinsip non interference yaitu prinsip yang tidak mencampuri urusan
negara lain.
ü Factor factor terbentuknya ASEAN
•Faktor internal yaitu adanya tekad
bersatu untuk memperjuangkan kepentingan bersama dan sama-sama sebagai bekas
negara jajahan barat.
•Faktor eksternal yaitu adanya perang Vietnam (Indo-Cina) dan sikap RRC ingin mendominasi Asia Tenggara
•Faktor eksternal yaitu adanya perang Vietnam (Indo-Cina) dan sikap RRC ingin mendominasi Asia Tenggara
ü Tujuan ASEAN
dituangkan dalam Deklarasi Bangkok yaitu:
1. Mempercepat
pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan di kawasan
Asia Tenggara melalui usaha bersama dalam semangat kesamaan dan persahabatan
untuk memperkokoh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa Asia Tenggara yang
sejahtera dan damai
2. Meningkatkan
perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan
ketertiban hukum di dalam hubungan antara negara-negara kawasan ini serta
memeatuhi prinsi-prinsip Piagam PBB
3. Meningkatkan
kerjasama yang aktis saling membantu dalam masalah-masalah yang menjadi
kepentingan bersama dibidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan
administrasi
4. Saling
memberikan bantuan dalam bentuk sarana pelatihan penelitian dalam bidang
pendidikan, profesi, tehnik, dan administrasi
5. Bekerjasama
lebih efektif guna meningkatkan pemanfaatan pertanian dan industri mereka,
memperluas perdagangan dan pengkajian masalah-masalah komoditi internasional,
memperbaiki sarana-sarana pengangkut dan komunikasi serta meningkatkan taraf
hidup mereka
6. Memelihara
kerjasama yang erta dan bergua dengan pelbagai organisasi internasioal dan
regional yang mempunyai tujuan serupa, dan untuk menjajagi segala kemungkinan
untuk saling bekerjasama secara erat diantara mereka
ü Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah
sebagai berikut:
- Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional setiap negara
- Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif atau koersi pihak luar
- Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
- Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
- Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan
- Kerjasama efektif antara anggota
ü Anggota ASEAN
Sekarang,
ASEAN beranggotakan semua negara di Asia Tenggara (kecuali Timor Leste dan Papua Nugini). Berikut ini adalah negara-negara
anggota ASEAN:
- Filipina (negara pendiri)
- Indonesia (negara pendiri)
- Malaysia (negara pendiri)
- Singapura (negara pendiri)
- Thailand (negara pendiri)
- Brunei Darussalam (7 Januari 1984)
- Vietnam (28 Juli 1995)
- Laos (23 Juli 1997)
- Myanmar (23 Juli 1997)
- Kamboja (16 Desember 1998)
B. SEATO
Southeast
Asia Treaty Organization (SEATO) adalah sebuah organisasi internasional untuk
pertahanan kolektif yang ditandatangani pada 8 September 1954. Lembaga formal
didirikan SEATO pada pertemuan mitra perjanjian di Bangkok pada Februari 1955. Hal itu terutama dibuat untuk memblokir lebih lanjut
komunis keuntungan di Asia Tenggara.. Markas organisasi terletak di Bangkok,
Thailand. SEATO dibubarkan pada tanggal 30 Juni 1977.
sejak
tahun 1950-an, Politik bebas aktif Indonesia bukan sikap melawan AS, tetapi
oleh AS dinilai kurang tegas dalam memihak blok Barat melawan blok komunis. AS
membentuk Organisasi Pakta Pertahanan Asia Tenggara (Southeast Asia Treaty
Organization atau SEATO) untuk menghimpun kekuatan Asia Tenggara di bawah
pimpinan AS dan Inggeris untuk melawan blok komunis, tetapi Indonesia tidak
ikut serta di dalamnya. Indonesia dengan Dasar Negara Pancasila tidak setuju
dengan paham komunis dan akan selalu menjaga agar paham komunis tidak menguasai
Indonesia. Akan tetapi Indonesia tidak mau memihak blok Barat karena mempunyai
sikap politik bebas aktif. Demikian pula sekarang, Indonesia melawan terrorisme
dari mana pun datangnya, tetapi tidak berarti Indonesia harus dalam segala hal
memihak AS. Sikap demikian ini tidak dikehendaki AS sejak dulu.
Akan
tetapi Indonesia terlalu luas wilayahnya dan terlalu besar penduduknya untuk
memungkinkan persatuan Asia Tenggara berjalan lancar dan efektif tanpa
Indonesia. Sebab itu SEATO dari semula hingga akhir tidak efektif, demikian pun
usaha lain untuk menyatukan Asia Tenggara tanpa Indonesia.
ü Anggota
SEATO
• Australia Australia
• Bangladesh (as East Pakistan ) Bangladesh (sebagai Pakistan Timur)
• France Perancis
• New Zealand Selandia Baru
• Pakistan Pakistan
• Philippines Filipina
• Thailand Thailand
• United Kingdom Kerajaan Inggris
• United States Amerika Serikat
• Australia Australia
• Bangladesh (as East Pakistan ) Bangladesh (sebagai Pakistan Timur)
• France Perancis
• New Zealand Selandia Baru
• Pakistan Pakistan
• Philippines Filipina
• Thailand Thailand
• United Kingdom Kerajaan Inggris
• United States Amerika Serikat
SEATO
merupakan aliansi militer pimpinan AS didirakan tahun 1954 untuk membantu
perlawanan terhadap ekspansi komunis di Asia Tenggara.
SEATO merupakan keseimbangan tradisional dari pendekatan kekuasaan via aliansi
eksternal untuk keamanan regional. Sejak Malaysia dan Singapura dikolonisasi oleh
Inggris, mereka bukan lagi anggota SEATO. Indonesia juga menolak masuk sebagai
anggota SEATO. Negara-negara baru ini memiliki pandangan bahwa masalah regional
semestinya diselesaikan oleh badan lokal.
Pembentukan SEATO merupakan
tanggapan terhadap permintaan bahwa daerah Asia Tenggara dilindungi terhadap
ekspansionisme komunis, terutama karena diwujudkan melalui agresi militer di
Korea dan Indocina dan melalui subversi didukung oleh pasukan bersenjata yang
terorganisir di Malaysia dan Filipina. Vietnam, Kamboja, dan Laos (negara
penerus dari Indocina) tidak dipertimbangkan untuk keanggotaan dalam SEATO
untuk alasan yang berhubungan dengan perjanjian Jenewa tahun 1954 di Vietnam.
Negara-negara yang, bagaimanapun, diberikan perlindungan militer oleh protokol.
Negara-negara lain dari Asia Selatan dan Tenggara lebih suka mempertahankan
mereka kebijakan luar negeri dari nonalignment. Perjanjian itu
ditetapkan tujuan sebagai ketentuan hanya dan termasuk defensif untuk membantu
diri sendiri dan saling membantu dalam mencegah dan melawan kegiatan subversif
dari luar dan kerjasama dalam mempromosikan kemajuan ekonomi dan sosial. SEATO
tidak memiliki kekuatan berdiri tetapi mengandalkan kekuatan mencolok mobile
dari negara-negara anggotanya, yang terlibat dalam latihan militer gabungan.
C.ASA
Tahun 1961, dengan dukungan Filipina dan
Thailand, Malaya pada akhirnya membentuk suatu organisasi budaya dan ekonomi
yang dikenal sebagai Asosiasi Asia Tenggara (ASA=Association of Southeast Asia)
yang bertujuan mendorong kerjasama ekonomi dan budaya. Namun tidak efektif
karena adanya perseteruan diantara negara anggotanya, terutama
Filipina-Malaysia dalam kasus Sabah.
Lalu ada Maphilindo
(Malaysi-Philipina-Indonesia), tetapi pecah ketika Indonesia melancarkan
konfrontasi dengan Malaysia.ASA dibangkitkan kembali dan ditata ulang pada
bulan Maret 1966 setelah Ferdinand Marcos mengubah kebijakannya atas Sabah.
Namun Indonesia menolak bergabung karena ASA dianggap pro-Barat.
ASEAN diusulkan menggantikan ASA. Adam Malik,
Menlu Indonesia tidak berhasil menarik Burma (Myanmar) dan Kamboja untuk
bergabung, namun keanggotaan terbuka bagi seluruh negara-negara Asia Tenggara
yang menganut tujuan dan dasar-dasar ASEAN.
Kepemimpinan Indonesia telah terlaksana dalam
tingkat tertentu, meskipun tidak selalu sejalan dengan Indonesia sendiri.
Tetapi dalam berbagai isu penting, pandangan Indonesia selalu dipertimbangkan. Contohnya: dibawah desakan Adam Malik,
suatu ketentuan mengenai dasar pertahanan sementara dari pangkalan militer
asing di wilayah regional dimasukkan kedalam deklarasi ASEAN.Indonesia selalu
memandang pangkalan militer asing di Asia Tenggara sebagai suatu ancaman
terhadap kemerdekaan Asia Tenggara, terutama Indonesia. Pangkalan militer asing
juga dilihat sebagai suatu hambatan terhadap peran Indonesia didalam
masalah-masalah regional.
Pembentukan ASEAN didukung oleh 5 negara di
wilayah Asteng, karena dianggap memenuhi kepentingan nasional dari
masing-masing anggota. Malaysia,
dibawah Tunku Abdul Rahman, berkeinginan untuk bergabung dengan organisasi ini,
karena organisasi ini dianggap suatu cara untuk mendorong kerjasama regional,
terutama dengan Indonesia.Singapura yang didominasi etnis Cina, yang merupakan
bagian dari Malaysia (1963-1965), menunjukkan keinginannya menjadi anggota,
dengan maksud untuk menekankan identitas Asia Tenggara.
Thailand tertarik untuk bergabung dengan
ASEAN, karena organisasi ini dianggap kelanjutan dari ASA dengan keanggotaan
lebih luas, ASEAN dipandang sebagai pertahanan politik kolektif dalam
menghadapi negara-negara yang mengancam, yaitu negara-negara tetangga yang
komunis.
Filipina di bawah Ferdinand Marcos ingin
memiliki identitas Asia Tenggara melalui suatu organisasi regional karena
dianggap suatu negara Khatolik dan bekas koloni AS, seringkali dilihat oleh
sebagian negara Asia Tenggara lainnya sebagai non-Asia Tenggara.
D.MAPILIPINDO
Setelah ASA tidak dapat bertahan lama karena
terjadi konflik antara Filipina dan Malaysia atas status daerah sabah yang
diklaim sebagai bagian dari wilayah Filipina.Konflik tersebut kemudian mendorong terbentuknya organisasi
Maphilindo (Malaya, Philipina dan Indonesia) pada tahun 1963.Maphilindo merupakan gagasan untuk menyatukan Ras melayu
yang ada di wilayah Malaya, Philipina dan Indonesia.Akan tetapi usaha tersebut gagal dengan dibentuknya negara
Malaysia oleh Inggris sehingga Indonesia dan Philipina menentang pembentukan
negara Malaysia itu
Maphilindo (singkatan
Malaya, Philipina dan Indonesia) adalah sebuah rencana konfederasi non-politik
untuk 3 negara diatasRencana awalnya adalah menciptakan 1 negara berdasarkan
konsep ras Melayu yang akan dilakukan oleh Wenceslao Vinzons pada era
pemerintahan persemakmuran di Philipina. Disana dia mengusulkan sebuah Persatuan Ras
Malaya - sebuah ide Malaya Irredentia (Malaya Irredentia juga sebuah alternatif
nama selain MaphilindoPada Juli 1963, Presiden Diosdado Macapagal dari
Philipina menyelenggarakan sebuah pertemua di Manila.
Maphilindo direncanakan sebagai sebuah realisasi dari mimpi
Jose Rizal, yang berupaya menyatukan seluruh penduduk Melayu, yang telah
dibelah - belah oleh para negara kolonialMaphilindo dideskripsikan sebagai
sebuah asosiasi regional yang akan membahas isu isu umum dalam semangat
konsensus. Tapi Maphilindo juga dilihat sebagai sebuah taktik dari Jakarta dan
Manila untuk menunda, atau malah mencegah pembentukan Federasi Malaysia. Manila
punya klaim ke Sabar (British North Borneo), dan Jakarta memprotes pembuatan
Negara Malaysia sebagai antek imperalis Inggris. Rencana ini gagal ketika
Soekarno mengadopsi taktik konfrontasi dgn Malaysia. Perkembangan dari ASEAN
dikemudian hari akhirnya membuat proyek ini tidak muncul ke permukaan lagi
2.3
Kerjasama-kerjasama ASEAN
1. Kerjasama di Bidang Ekonomi
Sejak KTT I di Bali tahun 1976, para menteri
ekonomi ASEAN telah meningkatkan kegiatan mereka. Dalam Deklarasi Kesepakatan
ASEAN dinyatakan bahwa dalam rangka kerjasama di bidang ekonomi beberapa
program kegiatan telah disetujui, yaitu antara lain :
ü
Komoditi utama, terutama pangan dan energi
ü
Kerjasama di bidang industri
ü
. Kerjasama di bidang perdagangan
ü
Pendekatan bersama atas persoalan komoditi
internasional dan persoalan ekonomi di luar kawasan ASEAN
ü
. Mekanisme kerjasama ekonomi ASEAN.
2. Sektor
Perdagangan dan Pariwisata
Kegiatan-kegiatan
sektor ini telah mencapai banyak hasil yang nyata. Sejak bulan Januari 1978
telah berlaku perjanjian Preferensi Perdagangan. Perjanjian tersebut telah
disahkan oleh kelima negara anggota ASEAN pada tahun 1977.
Selama ini pengurangan tarif pada umumnya berkisar antara
10%-20%. Pengurangan sebesar ini dirasakan sangat kurang dan mulai tahun 1981
diharapkan semua negara ASEAN dapat melaksanakan pengurangan sampai 20%-25%
untuk komoditi yang tercantum dalam PTA.
Dalam upaya
meningkatkan ekspor, diusahakan kerjasama dengan pemerintah Belanda dan Pasar
Bersama Eropa. Selanjutnya pada tahun 1981 telah dibuka ASEAN Trade Promotin
Centre di Rotterdam yang didahului oleh suatu ASEAN Food Fair.
Dalam rangka
mengingkatkan ekspor ke Jepang dan untuk menggalakkan investasi serta arus
wisata Jepang ke Negara-negara ASEAN, dengan kerjasama pemerintahan Jepang,
telah didirikan ASEAN Promotion Centre Of Trade, Investment and Tourism di
Tokyo.
Dalam sector
pariwisati ini sendiri telah diusulkan sebuah proyek mengenai ASEAN sebesar 25%
potongan tarif biasa dalam rangka kerjasama dengan perusahaan-perusahaan
penerbangan ASEAN.
3. Sektor
Pangan, Pertanian dan Kehutanan
Sesuai dengan
kesepakatan ASEAN, salah satu program kerjasama ASEAN yang sangat penting
adalah dalam bidang pangan. Sebagi kelanjutan kerjasama dalam bidang pangan
tersebut, pada tanggal 4 Oktober 1979 para Menteri Luar Negeri ASEAN telah
menandatangani ASEAN Security Reserver Agreement. Cadangan tersebut
mengutamakan beras dan dititikberatkan untuk keperluan darurat tanpa terlalu
mempersoalkan masalah harga. Jumlah penyangga beras yang telah disepakati dalam
Food Security Reserve tersebut dibagi di antara keenam Negara ASEAN.
4. Sektor Industri, Pertambangan dan Energi
Pada tahun 1978 telah diselesaikan
suatu Draft Basic Agreement In ASEAN Industrial Projects (Konsep
Persetujuan Dasar tentang Proyek-Proyek Industri ASEAN). Kemudian perjanjian
tersebut ditandatangani oleh Menteri-Menteri Luar Negeri ASEAN pada tahun 1980.
Dalam hubungan ini, pada tahap pertama telah disepakati pendirian sebuah proyek
industry ASEAN di tiap-tiap Negara anggota yakni :
1. Proyek Pupuk Urea di Indonesia
2. Proyek Pupuk Urea di Malaysia
3. Proyek Super Fosfat di Filipina
4. Proyek Mesin Diesel di Singapura
5. Proyek Abu Soda di Thailand
5. Sektor Keuangan dan Perbankan
Pada tahun 1981 atas usaha ASEAN
Banking Council (Dewan Perbankan ASEAN) telah dibentuk ASEAN Finance
Coorporation dengan Modal US $100 juta. Jumlah ini dibagi rata antara
negara-negara ASEAN.
ASEAN Swap Arrangement (Rencana
Swap ASEAN) adalah persetujuan yang ditandatangani pada tanggal 5 Agustus 1977.
Badan ini memungkinkan salah satu Negara anggota yang menghadapai masalah
likuiditas untuk menukarkan mata uangnya ke dalam US $ 100 juta, kemudian dinaikkan
menjadi US $ 200 juta melalui persetujuan tambahan yang ditandatangani pada
tanggal 26 September 1978
6. Bidang Sosial Budaya
Di dalam Deklarasi Kesepakatan ASEAN
(Declaration Of ASEAN Concord) khususnya untuk bidang sosial budaya
ditetapkan kerangka kerjasama sebagai berikut
Sosial
1. Kerjasama dalam bidang pembangunan
sosial, dengan penekanan pada kesejahteraan golongan berpendapatan rendah dan
penduduk pedesaan, melalui perluasan kesempatan kerja yang produktif dengan
pembayaran yang wajar.
2. Bantuan bagi ikut sertanya secara
aktif semua aktor dan lapisan masyarakat ASEAN, terutama kaum wanita dan
pemuda, dalam usaha pembangunan.
3. Intensifikasi dan perluasan
kerjasama yang telah ada dalam menanggulangi masalah perkembangan penduduk di dalam
wilayah ASEAN dan dimana mungkin, menyusun teori strategi baru dalam
bekerjasama dengan badan-badan internasional yang bersangkutan.
4. Intensifikasi kerjasama antar
Negara anggota sebagaimana juga dengan badan-badan internasional yang
berhubungan dengan itu dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan
narkotika dan pengedaran obat bius secara tidak sah.
Kebudayaan dan Penerangan
1. Perkenalan ASEAN dan Negara-negara
anggotanya melalui sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya
2. Bantuan kepada cendekiawan,
penulis, artis, dan wakil mass media ASEAN untuk memungkinkan mereka memainkan
peranan yang lebih aktif dalam memupuk rasa kepribadian dan persahabatan
regional
3. Menyebarluaskan pengkajian
masalah-masalah Asia Tenggara melalui kerjasama yang lebih erat antara
lembaga-lembaga nasional.
Pendidikan dan Beasiswa
Beberapa tahun
belakangan ini kegiatan ASEAN di bidang pendidikan sangat besar. Diantara
kegiatan yang sangat menarik adalah di bidang pemberia beasiswa kepada para siswa
dan mahasiswa dari Negara-negara ASEAN. Institute Tekhnologi Asia di Bangkok
setiap tahun menerima mahasiswa dari Negara-negara ASEAN untuk mempelajari dan
mendalami satu bidang tertentu atas biaya pemerintah Amerika Serikat.
Dalam hal ini
pemerintah Singapura setiap tahun menawarkan beasiswa kepada Negara-negara
ASEAN lainnya. Untuk periode 1981-1982 telah ditawarkan sebanyak 93macam
latihan khusus. Diantara latihan yang dberikan adalah penglolaan jasa pelabuhan
udara, kesehatan dan keselamatan kerja industri, komunikasi bahari dan
lain-lain.
Negara-negara ASEAN
untuk tahun 1980-1981 memanfaatkan beasiswa untuk belajar di Universitas di
Negara-negara ASEAN sendiri dan Jepang atas biaya yang diberikan oleh ASEAN-Japan
Scholarship Fund (Dana Beasiswa ASEAN-Jepang). Juga ada beasiswa yang
diberikan oleh Negara Belgia.
Bantuan Negara ketiga
Perhatian Negara
ketiga terhadap ASEAN makin lama semakin besar. Perhatian itu antara lain
berupa bantuan-bantuan yang diberikan oleh Jepang, Australia, Amerika Serikat,
dan Masyarakat Eropa.
7.Kerjasama dengan Pihak Swasta
Para Menteri Ekonomi ASEAN telah
menyetujui suatu kebijaksanaan untuk meningkatkan peran serta pihak swasta
ASEAN dalam kerjasama ASEAN. Kamar dagang dn Industri ASEAN (ASEAN Chamber Of
Commerce and Industri-CCI) adalah suatu badan swasta ASEAN yang menghimpun dan
mengkoordinasikan kerjasama sektor swasta ASEAN.
Dalam hubungan ini
ASEAN-CCI telah mengambil prakarsa bagi pendirian proyek industri komplementasi
ASEAN dan industri ASEAN, ASEAN Industrial Joint Venture. Kini telah
mulai pula diadakan kontak dengan kelompok kerja Pangan, Pertanian dan
Kehutanan (Working Group On Food, Agriculture dan Foresty).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar